Pengambilan
keputusan dalam beroganisasi bukanlah hal yanng mudah. apalagi bagi individu
atau kelompok yang belum berpengalaman. Dalam mengambil keputusan diperlukan
pemikiran dan pertimbangan. Agar keputusan yang dibuat tidak merugikan pihak –
pihak bersangkutan. Berikut ini definisi pengambilan keputusan menurut para
ahli, beserta jenis dan faktornya.
1.
DEFINISI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Proses sejak indentefikasi masalah
sampai pemilihian solusi terbaik inilah yang disebut proses pengambilan
keputusan (Putro dan Tjakatmadja, Eksistensi tipe kepribadian dalam pekerjaan,1998)
Dee
Ann Gullies (1996) mendefenisikan pengambilan keputusan sebagai suatu proses
kognitif yang tidak tergesa-gesa terdiri dari rangkaian tahapan yang dapat dianalisa,
diperhalus, dan dipadukan untuk menghasilkan ketepatan serta ketelitian yang
lebih besar dalam menyelesaikan masalah dan memulai tindakan. Definisi yang
lebih sederhana dikemukakan oleh Hani Handoko (1997), pembuatan keputusan adalah
kegiatan yang menggambarkan proses melalui mana serangkaian kegiatan dipilih
sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu.
Pengambilan
keputusan telah menjadi perhatian yang cukup luas baik dalam pengembangan teori
atau penelitian dalam Psikologi sosial (Wolman, 1977). Bagi penelitian sosial,
pengambilan keputusan baik pada tingkat individu maupun pada tingkat kelompok
menjadi daerah penelitian yang penting (Hofsteede, Decision Making Processes in
Four West Javanise Villages, 1971). Hal ini memang terbukti dengan adanya studi
- studi tentang pengambilan keputusan yang sudah banyak dilakukan oleh orang
dari pelbagai latar belakang disiplin ilmu. Dalam bidang Psikologi biasanya
studi pengambilan keputusan ini banyak dikaitkan dengan pengaruh persepsi,
ingatan, pola berpikir, proses kognisi, emosi dan variabel-variabel kepribadian
seseorang terhadap keputusan yang diambilnya (Suharman, Teori Prospek dalam
Pembuatan Keputusan dan Implikasinya, 1999). Menurut Mckeachie (1986),
pengambilan keputusan adalah pertimbangan beberapa tujuan dan pengukuran atas
kemungkinan keberhasilan dari beberapa alternatif yang diketahui. William
Biddle (dalam Hofsteede, 1971) menyatakan bahwa pengambilan keputusan sebagai
selection of proposed action to solve the problem, yaitu suatu pilihan dari
tindakan yang ditawarkan untuk memecahkan persoalan. Hal yang senada dengan
pernyataan tersebut, yaitu pengambilan keputusan diartikan sebagai pembuatan
pilihan atas dua atau lebih alternatif
yang ada. Pengambilan keputusan ini terjadi sebagai reaksi terhadap suatu
masalah . Ada kesenjangan antara keadaan saat ini dan keadaan yang diinginkan,
dan hal ini menuntut pertimbangan arah tindakan yang dipilih (Robbins, Perilaku
Organisasi : Konsep, Kontraversi, Aplikasi, 1996).
Seseorang yang
telah mengambil keputusan, dengan demikian dapat diartikan ia telah melakukan
pemilihan terhadap alternatif-alternatif yang ditawarkan kepadanya.
Hal yang tidak
dapat dipungkiri adalah kemungkinan
atau pilihan yang tersedia bagi tindakan itu dibatasi oleh kondisi dan
kemampuan orang-perorangan, lingkungan sosial, ekonomi, budaya, lingkungan
fisik dan aspek psikologis (Roepke, Kewiraswastaan dan Perkembangan Ekonomi
Indonesia, 1982). Siahaan (1992) memberikan batasan pengambilan keputusan sebagai
pemilihan terhadap obyek perilaku tertentu dari dua alternatif ataulebih.
Batasan yang lain menyatakan bahwa pengambilan keputusan diartikan sebagai
proses berpikir dan bertindak yang diwujudkan dalam bentuk perilaku tertentu
(Dunette, 1976). Definisi yang diberikan oleh Dunette ini nampak lebih
menekankan adanya keterkaitan antara proses berpikir seseorang dengan perbuatan
yang dilakukannya.
Chang (1972)
menyatakan hal yang hampir sama dengan batasan diatas, yaitu bahwa pengambilan
keputusan tidak hanya meliputi proses kognisi dan afeksi saja, melainkan juga
meliputi perilaku seseorang. Pengambilan keputusan yang diambil oleh seseorang
akan mengontrol tindakannya. Berdasarkan hal tersebut dapat ditafsirkan
perilaku seseorang merupakan produk dari keputusan yang diambil. Simatupang
dalam penelitiannya Pengambilan Keputusan dalam Beternak Ayam Ras (1986)
mengatakan pada saat seseorang sedang melakukan analisa, mempertimbangkan serta
melibatkan emosinya maka orang lain tidak bisa melihatnya, sedangkan pada saat
ia melakukan suatu perilaku tertentu sebagai hasil dari keputusan yang
diambilnya maka orang lain baru bisa melihatnya. Jadi memahami pengambilan
keputusan yang telah diambil seseorang seharusnya melihat dari sisi yang bisa
dilihat dan dari sisi yang tidak bisa dilihat.
Berdasarkan
uraian di atas, maka diketahui bahwa pengambilan keputusan itu berkaitan dengan
alternatif yang dihadapi individu (terutama pemecahan masalah) dan pilihan yang
diambil individu terhadap alternatif yang ada. Setiap individu memiliki kondisi
yang berbeda-beda, hal ini mempengaruhi atau ikut menentukan pilihan yang ada
pada individu.
2. JENIS KEPUTUSAN
ORGANISASI
Proses pengambilan
keputusan yang dijalankan secara baik akan melahirkan putusan-putusan
organisasi, baik diputuskan secara pribadi setelah menerima informasi dari
bawahan melalui musyawarah maupun putusan yang diambil ketua tanpa melibatkan
bawahan. Secara umum keputusan dibagi dua jenis:
a. Keputusan
Strategis
Setiap organisasi melahirkan
berbagai kebijakan ataupun keputusan organisasional. Kebijakan dan arah
organisasi merupakan keputusan strategis.
b. Keputusan
Operasional
Adapun
keputusan operasional menyangkut pengelolaan organisasi sehari-hari. Keputusan
operasional sangat menentukan efektivitas keputusan strategis.Disisi lain, ada
pula pembagian keputusan berdasarkan masalah yang dihadapi, yaitu:
1) Keputusan
terprogram
Keputusan ini adalah
keputusan yang dibuat berdasarkan pada problem yang diketahui secara baik (well
structured problems) atau masalahnya diketahui secara jelas. Informasi juga
tersedia secara mencukupi untuk digunakan dalam pengambilan keputusan. Demikian
pula informasinya dapat dinilai relevansinya untuk mengambil keputusan.
Fakta-fata dan angka-angka serta data diolah untuk memberikan informasi yang
bermakna sehingga keputusan dapat diprogramkan.
2) Keputusan tidak
terprogram
Keputusan ini adalah
keputusan yang diambil atau dibuat berdasarkan masalah yang tidak
diketahui secara jelas (ill-structured problems) atau data informasinya kurang
sebagaimana mestinya.
Syafaruddin & Anzizhan(2004)
3. FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
a. Posisi/Kedudukan
1. Dalam
kerangka pengambilan keputusan, posisi/kedudukan seseorang dapat
dilihat dalam hal berikut.
2. Letak
posisi; dalam hal ini apakah is sebagai pembuat keputusan (decision
maker), penentu keputusan(decision taker) ataukah staf (staffer).
3. Tingkatan
posisi; dalam hal ini apakah sebagai strategi, policy, peraturan,
organisasional, operasional, teknis.
b. Masalah
Masalah atau
problem adalah apa yang menjadi peng-halang untuk tercapainya tujuan, yang
merupakan penyimpangan daripada apa yang diharapkan, direncanakan atau
dikehendaki dan harus diselesaikan.
c.
Kondisi
Kondisi adalah
keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan daya gerak,
daya ber-buat atau kemampuan kita. Sebagian besar faktor-faktor tersebut
merupakan sumber daya-sumber daya.
d. Tujuan
Tujuan yang
hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan), tujuan
organisasi, maupun tujuan usaha, pada umumnya telah tertentu/ telah ditentukan.
Tujuan yang ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan antara
atau objective.
e. Situasi
Situasi adalah
keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang berkaitan satu sama lain, dan
yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang
hendak kita perbuat.
Faktor-faktor itu
dapat dibedakan atas dua, yaitu sebagai berikut.
– Faktor-faktor
yang konstan (C), yaitu faktor-faktor yang sifatnya tidak berubah-ubah
atau tetap keadaanya.
– Faktor-faktor
yang tidak konstan, atau variabel (V), yaitu faktor-faktor yang
sifatnya selalu berubah-ubah, tidak tetap keadaanya.
DAFTAR PUSTAKA
Putro
dan Tjakatmadja, Eksistensi tipe kepribadian dalam pekerjaan,1998.
Hofsteede, Decision Making
Processes in Four West Javanise Villages, 1971.
Suharman, Teori Prospek dalam
Pembuatan Keputusan dan Implikasinya, 1999.
William Biddle, Hofsteede, 1971.
Robbins, Perilaku Organisasi :
Konsep, Kontraversi, Aplikasi, 1996.
Roepke, Kewiraswastaan dan
Perkembangan Ekonomi Indonesia, 1982.
Simatupang, penelitiannya
Pengambilan Keputusan dalam Beternak Ayam Ras, 1986.
Syafaruddin, Anzizhan(2004). Sistem Pengambilan
Keputusan Pendidikan.