Senin, 10 November 2014

Teknologi Antarmuka Telematika


Pengertian antarmuka (interface) adalah salah satu layanan yang disediakan sistem operasi sebagai sarana interaksi antara pengguna dengan sistem operasi. Antarmuka adalah komponen sistem operasi yang bersentuhan langsung dengan pengguna. Terdapat dua jenis antarmuka, yaitu Command Line Interface (CLI) dan Graphical User Interface (GUI).

Terdapat 6 macam fitur yang terdapat pada antarmuka pengguna telematika. yaitu, Head Up Display System, Tangible User Interface, Computer Vision, Browsing Audio Data, Speech Recognition dan Speech Synthesis.
Head Up Display System


Head Up Display (HUD) merupakan sebuah tampilan transparan yang menampilkan data tanpa mengharuskan penggunanya untuk melihat ke arah yang lain dari sudut pandang biasanya. Asal nama dari alat ini yaitu pengguna dapat melihat informasi dengan kepala yang terangkat (head up) dan melihat ke arah depan daripada melihat ke arah bawah bagian instrumen. Walaupun HUD dibuat untuk kepentingan penerbangan militer, sekarang HUD telah digunakan pada penerbangan sipil, kendaraang bermotor dan aplikasi lainnya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimj58_EQTp-jX-XrhVctYhCOH8Lx6-yEt0xx0i4zCbUs-ij7rsi4Zn7fvA9DWi8SlHDBaiIN8C85GpKt0lreV0bLfiXKuufFQB4Mnmi9FdK7N2sD9nz7X72nOVLEf0wSvqKnQQzrOKHeQ/s1600/heads-up_616.jpg
Contoh Head Up Display pada kendaraan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeq4Mix6iRxK5M6VPRPWNcfNRnVnjVUXWsvkZYr1kT3bNUQQHPtmhC-QlqBh83fjoxqWEdO7MQEQVM8DPlgGbmSD_S-RoLfm93y533xoUKab_RsDRU5YzR4DvcEMC66ZL81ZZmYEQufbY/s1600/HelModel_10_Big.jpg
Tangible User Interface
Tangible User Interface, yang disingkat TUI, adalah antarmuka dimana seseorang dapat berinteraksi dengan informasi digital lewat lingkungan fisik. Nama inisial Graspable User Interface, sudah tidak lagi digunakan. Salah satu perintis TUI ialah Hiroshi Ishii, seorang profesor di Laboratorium Media MIT yang memimpin Tangible Media Group. Pandangan istimewanya untuk tangible UI disebut tangible bits, yaitu memberikan bentuk fisik kepada informasi digital sehingga membuat bit dapat dimanipulasi dan diamati secara langsung.
The Reactable adalah multi-user instrumen musik elektronik dengan antarmuka pengguna meja nyata. Beberapa pemain simultan berbagi kendali penuh atas instrumen dengan memindahkan benda-benda fisik di atas permukaan meja bercahaya. Bergerak dan berkaitan dengan benda-benda ini, mewakili komponen modular synthesizer klasik, memungkinkan pengguna untuk membuat kompleks dan dinamis sonik topologi, dengan generator, filter dan modulator, dalam nyata semacam modular synthesizer atau aliran graspable bahasa pemrograman yang dikuasai.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRxTJETQneY-mhmjRQ7MCLinNZOc8FjVp4EYtuUhhKJqI4YJMhX_xBSUDoHPrtF7NeUQ2ojY5BZet67hhV0OeOFwA8rmtKT4aAtlzLfXZ9n70Mz6T0S8Ns7FbyD2PVVkLSN5nj5tV-u1s/s1600/reactable.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRVN6JohwLRXlIP_6tHOzI53ZyCq6GLVP6SQdwcHkghYP8vthyUSj7MAAw02wOdn-PLOQ9EqB1cGbQsN3SEtuYG2E4i0TVF20_NrrjaAijhHx3jZpl-zvIXaXFqVp8rKklhZ4ANRCuL2A/s1600/6a00e3933364dc8834011278fb351128a4-800wi.gif


Computer Vision

Computer Vision sering didefinisikan sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana komputer dapat mengenali obyek yang diamati/ diobservasi. Cabang ilmu ini bersama Intelijensia Semu (Artificial Intelligence) akan mampu menghasilkan sistem intelijen visual (Visual Intelligence System). Selain itu definisi lain adalah Computer Vision (komputer visi) merupakan ilmu pengetahuan dan teknologi dari mesin yang melihat. Dalam aturan pengetahuan, komputer visi berhubungan dengan teori yang digunakan untuk membangun sistem kecerdasan buatan yang membutuhkan informasi dari citra (gambar). Data citranya dapat dalam berbagai bentuk, misalnya urutan video, pandangan deri beberapa kamera, data multi dimensi yang di dapat dari hasil pemindaian medis.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggGHxMJhv5qwApE0CSCLqPd0t2J-4f3GefZjP_22CvvDvEQNMNV7Hz4wc_6SyFmSK9A6caELkMGYKUjaYWlBlPe9vZq_jk6TIIfDOzpHo26LsI4M6ScVjqggkkDnFB7DYQuvyFornn1xg/s1600/3.jpg


 Browsing Audio Data

Browsing merupakan aktivitas menjelajahi dunia maya (Internet) untuk mencari informasi yang terkini tanpa batas dan tanpa birokrasi atau dikenal juga dengan istilah surfing internet (berselancar di dunia maya), software yang digunakan dikenal dengan nama web browser.  Beberapa contoh web browser adalah Mozilla Firefox, Internet aexplorer, Opera, Chrome, dll.
Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan Internet telah didefinisikan kembali  berbagai bidang hiburan, khususnya, yaitu musik. Hari ini, real-time Internet Real audio streaming musik dan MP3 secara teratur dinikmati oleh jutaan pendengar. Makalah ini menyajikan multimedia yang berpusat manusia audio (audio informasi) sistem pencarian melalui jaringan komputer.
Karya ini juga telah diurus memainkan audio yang terus-menerus tanpa ada data yang mengganggu dengan menerapkan mekanisme streaming dan buffering. Arsitektur sistem client-server berikut model. Database digunakan untuk menyimpan informasi metadata audio. Server audio yang bertanggung jawab untuk mengambil informasi dari database untuk memenuhi permintaan klien. Klien menyediakan antarmuka komputer manusia untuk pengguna melalui antarmuka pengguna grafis untuk browsing, mencari dan memainkan audio yang menarik melalui jaringan. Berdasarkan masukan klien permintaan pengguna ke server untuk mendapatkan informasi audio (seperti daftar film-film bahasa tertentu, daftar lagu-lagu film tertentu dan daftar lagu berdasarkan pencocokan pengguna memasukkan teks lirik). Audio pengambilan informasi dari basis data akan dilakukan oleh server berbasis teks menggunakan metode pencarian.
Browsing Audio Data merupakan metode browsing jaringan yang digunakan untuk browsing video / audio data yang ditangkap oleh sebuah IP kamera. Sebuah komputer lokal digabungkan ke LAN (local area network) untuk mendeteksi IP kamera. Jaringan video / audio metode browsing mencakupi langkah-langkah sebagai berikut :

@ Menjalankan sebuah program aplikasi komputer lokal untuk mendapatkan kode identifikasi yang disimpan dalam kamera IP.
@ Transmisi untuk mendaftarkan kode identifikasi ke DDNS ( Dynamic Domain Name Server) oleh program aplikasi.
@ Mendapatkan kamera IP pribadi alamat dan alamat server pribadi sehingga pasangan IP kamera dan kontrol kamera IP melalui kamera IP pribadi alamat dan alamat server pribadi compile ke layanan server melalui alamat server pribadi sehingga untuk mendapatkan video / audio data yang ditangkap oleh kamera IP, dimana server layanan menangkap video / audio data melalui Internet.
Browsing audio data tidak semudah browsing dokumen cetak, karena adanya sifat temporal suara. Ketika melakukan browsing terhadap dokumen, kita dapat dengan cepat mengalihkan fokus perhatian dengan membaca sepintas isi dari dokumen tersebut. Kita dapat mengetahui ukuran dan struktur dokumen, dan menggunakan memori spasial visual untuk mengingat dan mencari spesifik topik.  Namun, ketika browsing suatu rekaman audio, kita harus berulang kali memainkan dan melompati bagian tertentu, tanpa memainkannya, kita tidak bisa menyadari suara atau isinya. Kita harus mendengarkan semua stream audio untuk dapat menangkap semua isinya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4AZfX6MGAtGSb4WY6CAs57djUiQ1Iokc3g-ut2mQkZXUuiGDUeosUdjoWwetDbooaZzvyJMF9FJqZHZUCmajAn4VEJbvPmZ9mvBEgglQjh6DvtxEofV9p5yYT4ToSFNd3-LU_sovkqrs/s1600/4.jpg

Speech Recognition

Dikenal juga dengan pengenal suara otomatis (automatic speech recognition) atau pengenal suara komputer (computer speech recognition). Merupakan salah satu fitur antarmuka telematika yang merubah suara menjadi tulisan. Istilah ‘voice recognition’ terkadang digunakan untuk menunjuk ke speech recognition dimana sistem pengenal dilatih untuk menjadi pembicara istimewa, seperti pada kasus perangkat lunak untuk komputer pribadi, oleh karena itu disana terdapat aspek dari pengenal pembicara, dimana digunakan untuk mengenali siapa orang yang berbicara, untuk mengenali lebih baik apa yang orang itu bicarakan. 

Contoh penggunaan Speech recognition :
Seperti halnya keyboard yang membuat user bisa memasukan perintah ke dalam komputer, dan mouse untuk mengubah posisi dimana anda inginkan, menjalankan file, speech adalah sebuah dimensi baru dari dengan kontrol yang fokus terhadap perintah, bukan lokasi. Jadi kalian tinggal mengatakan perintah dengan bahasa inggris lalu komputer akan menjalankan perintah kalian. Hal ini juga bisa dilakukan untuk pengetikan. Tetapi pronouncesnya harus bagus. Bila pronounces anda tidak pas kemungkinan besar windows tidak mengenali dan eksekusi perintah tidak bisa dijalankan. Speech Recognition di windows 7 membuat bisa memerintah PC dengan suara anda dengan kemampuan untuk mendikte hampir ke berbagai aplikasi Anda dapat mendikte dokumen dan email dan berinternetan ria dengan mengatakan apa yang anda lihat.
Sebelum anda menggunakan fitur ini, ada beberapa hal yang harus dilakukan. Tidak seperti mouse dan keyboard, dimana tekanan jari dikonversikan ke tekanan elektronik konstan, sedangkan suara memiliki variasi - variasi. Jadi software-nya perlu dilatih.
kita membutuhkan microphone yang bagus. Hindarilah microphone yang murah karena biasanya mereka menimbulkan berbagai suara. Sehingga tidak menimbulkan kesan bising, lalu buatlah voice profile dan latihlah komputer untuk mengidentifikasi suara dan pronouncesnya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpvvoFkFCk5ma5oHeynypn0AynGX5Z-BaozMYKSSOFP7r3Xu1KdoHnvOiYPNRjyVNDIgBmqVokfNdACorW16IPaAy8ctBjx9bcvtUFCE-NaYqhMi3eIhzFCUB2WOT4Na2U4AyXppZTd10/s1600/voice-recognition_illustration.jpg
ilustrasi voice recognition

Speech Synthesis

Speech synthesis merupakan hasil kecerdasan buatan dari pembicaraan manusia. Komputer yang digunakan untuk tujuan ini disebut speech syhthesizer dan dapat diterapkan pada perangkat lunak dan perangkat keras. Sebuah sistem text to speech (TTS) merubah bahasa normal menjadi pembicaraan.
Synthesized speech dapat diciptakan dengan menggabungkan beberapa potongan-potongan dari pembicaraan/pidato yang sudah direkam dalam sebuah basis data. Kualitas dari sebuah speech synthesizer dilihat dari kemiripannya dengan suara manusia dan kemampuannya untuk bisa dipahami. Program TTS yang jelas dapat membantu orang dengan gangguan visual atau ketidakmampuan membaca, untuk mendengarkan pada pekerjaan yang tertulis dalam komputer. Banyak Sistem Operasi komputer yang telah dimasukkan speech synthesizer sejak tahun 1980-an.

Teknologi Speech Synthesis
Yang paling penting dalam kualitas sistem speech synthesis adalah kealamian dan kejelasannya. Kealamaian menjelaskan bagaimana dekatnya suara output dengan suara manusia, sementara kejelasan adalah dengan kemudahan di mana output tersebut dapat dipahami. Speech synthesizer yang ideal adalah yang alami dan jelas. Sistem speech synthesis biasanya mencoba untuk memaksimalkan kedua karakteristik.

Dua teknologi utama dalam pembuatan gelombang suara synthetic speech adalah Concatenative Synthesis dan Formant Synthesis. Setiap teknologi mempunyai kekuatan dan kelemahannya, dan penggunaan yang ditujukan dari sistem synthesis akan menentukkan pendekatan mana yang digunakana.

Concatenative Synthesis
Concantenative synthesis didasarkan dengan penggabungan dari segmen-segmen dari pembicaraan yang sudah direkam. Secara umum, concatenative synthesis memproduksi synthesized speech dengan suara yang paling alami. Tetapi, perbedaan antara variasi alami dalam pembicaraaan dan sifat dari teknik otomasi untuk pensegmentasian gelombang suara terkadang menghasilkan kesalahan suara dalam output.

Formant Synthesis
Formant synthesis tidak menggunakan pembicaraan manusia sebagai sample pada runtime. Daripada itu, synthesized speech yang dihasilkan dibuat dengan additive synthesis dan sebuah model akustik (physical modelling synthesis). Parameter seperti frekuensi dasar, penyuaraan, dan tingkat kebisingan di variasikan dari waktu ke waktu untuk menciptakan gelombang buatan (artificial) dari sebuah pembicaraan. Banyak sistem yang berdasarkan formant synthesis menciptakan pembicaraan yang seperti robot yang tidak mungkin dapat dikenal sebagai suara manusia. Tetapi, kealamian maksimum bukan selalu tujuan dari sebuah sistem speech synthesis, dan sistem formant synthesis mempunyai keuntungan dari sistem concatenative. Pembicaraan yang di-formant synthesis-kan dapat menjadi sangat jelas, bahkan dalam kecepatan yang tinggi, sehingga menghindari kesalahan suara yang sering dialami sistem concatenative. Formant synthesis biasanya program yang lebih kecil dari concatenative sistem karena ia tidak menggunakan basis data dari sampel-sampel pembicaraan. Oleh karena itu formant synthesis dapat ditanamkan dalam sistem yang mempunyai memory dan microprosesor yang terbatas. Karena sistem yang berdasarkan formant mempunyai kendali penuh dari sluruh aspek dari hasil pembicaraan, variasi yang luas dari prosodi dan intonasi dapat dihasilkan, menyampaikan tidak hanya pertanyaan dan pernyataan tetapi juga emosi dan nada suara.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhA7kmEqwNeRHfKTMccNT2rgjaXbzACHqdbYrEJYe6OPnUSmgg1kb3EBr-jKGzTkhvDeAdCmdcTycJTm2BsJkPjJq3TbPyXsLc5HkHFwxHMJgaTdnvrmzHfHZxMYzW67A_VTrGvgqvh1Zs/s1600/text-to-speech-synthesizer.gif

sumber.
http://oasisbiru.blogspot.com/2012/11/teknologi-teknologi-interface-dan-fitur.html
http://freezcha.wordpress.com/2010/11/16/browsing-audio-data/
http://www.oddcast.com/technologies/voicerecognition/
http://ranggaadhityap.blogspot.com/2011/11/speech-synthesis.html


Rabu, 22 Oktober 2014

This is what I want to do on my business.

Coffee shop. Well, the first I think ‘bout business is a coffee shop. Why I have to choose a coffee shop?  There are many reasons why opening a coffee shop is a great idea, but the best reason is because that's one of the fastest growing food industries worldwide. Coffee is the world’s most popular beverage. Most of the people are looking for it, including me. Today, coffee shop are popular meeting places for business and other social activities. "The coffee bar is often that third place outside of work and home to relax, and creating the right ambiance is critical to success," Milletto says. I’m agree with him. For me, a coffee shop not only just a place for drink a coffee but also I can do my task, I can have a chit-chat with my beloved friends and many more. To be honest I found my mood to do my task on there. Such a main stream, but it’s true hehehe. How ‘bout location? Of course in crowded place, around the corner from college or office. Who won’t came to my coffee shop, if I build on that place. A student, an employer, and many more. So, when should I open my coffee shop?  As soon as possible. I hope my dad gimme some money. Can you imagine how happy I am? My activities that I told you before, I can do it on my own coffee shop. How it will be? It will be a super comfortable coffee shop ever, I promise! The coffee shop will be designed by me. There’s no more a seat that will make you stiff or weary. I’ll gift you super cozy sofa, the fastest internet wifi, and of course super delicious coffee. There’ll be snacks and some foods as a complement. So, they don’t need to go out, if they’re hungry. One again, an humble and handsome barista for sure. They’ll serve the best for you. That’s enough for now. And that’s all I want to do on my business someday. J

Senin, 06 Oktober 2014

Telekomunikasi dan Informasi

PENGERTIAN TELEMATIKA
Telematika berasal dari bahasa perancis “Telematique” yang merujuk pada bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi. Teknologi Informasi merujuk pada sarana prasarana, sistem dan metode untuk perolehan, pengiriman, penerimaan, pengolahan, penafsiran, penyimpanan, pengorganisasian, dan penggunaan data yang bermakna.
Para praktisi menyatakan bahwa “Telematics“ adalah singkatan dari “Telecommunication” and “informatics” sebagai wujud dari perpaduan konsep Computing and Communication. Istilah Telematics juga dikenal sebagai “the new hybrid technology”yang lahir karena perkembangan teknologi digital. Perkembangan ini memicu perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika menjadi semakin terpadu (konvergensi). Semula media masih belum menjadi bagian integral dari isu konvergensi teknologi informasi komunikasi pada saat itu.
Belakangan baru disadari bahwa penggunaan sistem komputer dan sistem komunikasi ternyata juga menghindarkan media komunikasi baru. Lebih jauh lagi istilah Telematika kemudian merujuk pada perkembangan konvergensi antara telekomunikasi, media dan informatika yang semula masing-masing berkembang secara terpisah.
Konvergensi Telematika kemudian dipahami sebagai sistem elektronik berbasiskan teknologi digital atau “The Net”. Dalam perkembangannya istilah “media” dalam Telematika berkembang menjadi wacana “multimedia”. Hal ini sedikit membingungkan masyarakat, karena istilah “multimedia” semula hanya merujuk pada kemampuan sistem komputer untuk mengolah informasi dalam berbagai medium. Adalah suatu ambigus jika istilah Telematika dipahami sebagai akronim Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika (http://law.ui.ac.ic/lama/telematika/index.htm).
Menurut instruksi presiden RI no.6 tahun 2001 tentang kerangka kebijakan perkembangan dan pendayagunaan telematika di Indonesia didapat pengertian telematika sebagai berikut : “……. Telekomunikasi, media dan informatika atau disingkat sebagai teknologi telematika…”. (http://www.indonesia.go.id/id/produk_uu/isi/inpres2001/ip%206- 2001%20lamp.html).
Alfin Toffler berpendapat bahwa teknologi telekomunikasi dan informatika, kini populer dengan nama telematika (Yuliar,2007). Menurut Yusuf Hadi Miarso (2007) telematika merupakan sinergi teknologi telekomunikasi dan informatika untuk keperluan pemrosesan data dengan sistem binary (digital). Telekomunikasi adalah sistem hubungan jarak jauh yang terjalin melalui saluran kabel dan nirkabel (gelombang suara, elektromagnetik, dan cahaya). Sedangkan informatika adalah pengelolaan data yang bermakna dengan sistem binary (digital). Istilah Teknologi dan Komunikasi (ICT = Information and Communication Technology) yang lebih dikenal sekarang ini bermaksud memperluas pengertian telematika. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Telematika merupakan konvergensi antara teknologi Telekomunikasi , Media dan Informatika yang digunakan untuk keperluan pemrosesan data dengan sistem binary / digital.
Fungsi Telematika
Selaras dengan pengertian telematika sebagai sarana komuikasi jarak jauh, maka fungsi dari telematika antara lain :
1. Penyampai informasi. Telematika digunakan sebagai penyampai informasi agar orang yang melakukan Komunikasi menjadi lebih berpengetahuan dari sebelumnya. Bertambahnya pengetahuan manusia akan meningkatan keterampilan hidup, menambah kecerdasan, meningkatkan kesadaran dan wawasan.
2. Sarana Kontak sosial hidup bermasyarakat. Interaksi sosial menimbulkan kebersamaan, keakraban, dan kesatuan yang akan melahirkan kerjasama. Telematika menjadi penghubung diantara peserta kerjasama tersebut, walaupun mereka tersebar dimanamana. Telematika menjembatani proses interaksi sosial dan kerjasama sehingga menghasilkan jasa yang memiliki nilai tambah dibanding hasil perseorangan.
PEMANFAATAN TELEMATIKA DI BIDANG PENDIDIKAN
Menurut Miarso (2004) terdapat sejumlah pilihan alternatif pemanfaatan di bidang
pendidikan, yaitu :
1. Perpustakaan Elektronik.
2. Surat Elektronik (email.
3. Ensiklopedia.
4. Sistem Distribusi Bahan Secara Elektronis (digital).
5. Tele-edukasi dan Latihan Jarak Jauh dalam Cyber System.
6. Pengelolaan Sistem Informasi.
7. Video Teleconference.
DAMPAK PENGGUNAAN TELEMATIKA
Dampak yang akan muncul penggunaan telematika baik secara langsung maupun
tidak langsung, yaitu :
a. Penghematan transportasi dan bahan bakar.
b. Menghindarkan jam-jam yang tidak produktif menjadi lebih produktif.
c. Mengembangkan konsep kegiatan tersebar secara merata ke seluruh daerah.
d. Menyuguhkan banyak pilihan sarana telekomunikasi.
Ragam Bentuk Telematika
1. E-government : Isi informasi dalam e-goverment, antara lain adalah profil wilayah atau instansi, data statistik, surat keputusan, dan bentuk interaktif lainnya.
2. E-commerce : Contoh dalam kawasan ini adalah toko online, baik itu toko buku, pabrik, kantor, dan bank (e-banking).
3. E-learning : Web bernuansa pendidikan non-institusi, perpustakaan online,  e-medicine, elaboratory, e- technology, e-research, dan ribuan situs yang memberikan informasi sesuai bidangnya. Di luar berbasis web, telematika dapat berwujud hasil dari kerja satelit, contohnya ialah GPS (Global Position System), atau sejenisnya seperti GLONAS dan GALILEO, Google Earth, 3G, dan kini 4G, kompas digital, sitem navigasi digital untuk angkutan laut dan udara, serta teleconference.
SEJARAH PERKEMBANGAN PENERAPAN TELEMATIKA DI INDONESIA
Sejak AS, sebagai negara yang paling awal mempunyai inisiatif dalam pembangunansuperhighways informasi, meluncurkan The National Infrastructure Information-nya padatahun 1991, banyak negara industri lainnya mengikutinya. Bulan Februari 1996 Inggris dan Jerman memperkenalkan kebijakan-kebijakan superhighways informasi mereka, yaitu The Information Society Initiative di Inggris dan program The Info 2000 di Jerman.
Tak lama kemudian di tahun 1996, negara di Asia Tengah mengikutinya, seperti Filipina dengan Tiger, Malaysia dengan Multimedia Super Corridor (MSC) dan Singapura dengan Singapore-ONE. Dan di tahun 1997 Indonesia meluncurkan kebijakan superhighways informasi dengan nama Nusantara 21.
Beda antara Nusantara 21 dengan kebijakan superhighways informasi negara lain dapat dijelaskan oleh 4 hal yaitu :
a. Evolusi Teknologi, Teknologi terus berubah. Prakiraan perkembangan teknologi di masa mendatang sangat beragam. Di antara banyak negara tidak ada persetujuan mengenai kebutuhan untuk menghubungkan dengan kabel tempat-tempat paling jauh. Beberapa pakar berfikir bahwa teknologi wireless yang didukung oleh satelit dengan orbit rendah mungkin dapat mewujudkan komunikasi broadband dengan baik. Di Indonesia tampaknya terjadi evolusi teknologi yang unik. Mengingat masyarakat Indonesia sebagian besar tinggal di pedesaan dan banyak yang buta huruf, sehingga tampaknya teknologi visual dan pembicaraan (speech) akan lebih mendapat tempat di masyarakat daripada teknologi informasi dengan tulisan (text).
b. Struktur pasar dan strategi industri, Para aktor strategi industri yang terlibat dalam pembuatan superhighways informasi tidak tergantung pada negara dimana mereka tinggal. Strategi-strategi dari para aktor utama dalam industri content juga menggambarkan ketidakpastian mengenai masa depan peralatan layanan informasi yang akan digunakan. Karena tergantung struktur pasar, bisa jadi di masa depan strategi yang tepet berada dalam pilihan alternatif antara lain multimedia ( seperti CD-ROM, perangkat lunak PC dan piringan video digital) atau kabel (seperti TV kabel, telekomunikasi kabel dengan serat optic) atau jejaring telekomunikasi dari berbagai jenis teknologi telekomunikasi. Di Indonesia struktur pasarnya cukup beragam, ada wilayah urban, suburbia, dan rural. Untuk urban semua alternatif seperti multimedia, kabel, jejaring, telekomunikasi dapat dipertimbangkan. Tetapi untuk daerah suburbia dan rural, tampaknya yang paling tepat adalah jejaring telekomunikasi dari berbagai teknologi yang sebelumnya telah ada dan tinggal mengalami beberapa penyempurnaan, oleh karena itu  Nusantara 21 dipersiapkan mengadopsi jejaring telekomunikasi dari berbagai jenis teknologi telekomunikasi.
c. Penyusunan Institusional, Kebijakan – kebijakan superhighways informasi melibatkan berbagai badan atau agen pemerintah yang berkoordinasi secara fungsional, sektoral ataupun territorial. Dalam fungsinya, di AS atau Inggris, pemerintah tidak mengontrol seluruh proses kebijakan karena telah ada agen-agen regulasi independent. Secara sektoral, konflik dan persaingan institusional dapat terjadi di antara departemen pemerintah. Di Indonesia yang berperan dalam N21 merupakan tim yaitu Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI) yang melibatkan banyak menteri sesuai keppres 30 tahun 1997. Hal ini menunjukkan peran pemerintah Indonesia masih sangat besar dibandingkan peran swasta, masyarakat dan lain-lain. Adapula institusi yang lemah posisinya daripada TKTI, yaitu Kelompok Kerja Penyusunan Konsep Buku Nusantara 21 yang terdiri dari 14 kelompok yang terdiri dari wakil Telkom, Indosat, dan Universitas.
d. Akomodasi terhadap nilai – nilai nasional, Walaupun label “masyarakat informasi” yang sama digunakan di berbagai negara, visi sosial yang dikandungnya memiliki content local yang unik, yang berpijak pada nilai-nilai sosial dasar masing-masing masyarakat setiap negara. Di Indonesia, konsep superhighways informasi N21 tidak terlepas dari aspek Wawasan Nusantara yang heterogen dan Ketahanan Nasional, baik dari segi ekonomi, sosial, politik, serta pertahanan keamanan, yang telah muncul sejak adanya konsep satelit. Bahkan N21 sesungguhnya merupakan pemutakhiran dari Palapa, dengan tetap menggunakan pendekatan pada nilai-nilai yang mempersatukan nusantara. Selain itu, N21 tercakup juga dalam program Multimedia Asia (M2A), program yang bertujuan mempersatukan wlayah Asia melalui telematika.
e. Interaksi dengan kebijakan-kebijakan publik lainnya, Melalui tiga analisis yang umumnya dilakukan di semua negara (daya saing ekonomi, perbaikan kondisi sosial, liberalisasi telekomunikasi), juga analisis spesifik untuk masing- masing negara, kebijakan superhighways juga dihubungkan kepada kebijakan-kebijakan publik lainnya.

Di Indonesia, Nusantara 21 berkaitan dengan kebijakan – kebijakan mengenai daya saing ekonomi masyarakat Indonesia menghadapi pasar global, kebijakan pengurangan kesenjangan antara lapisan sosial ekonomi, kebijakan pertumbuhan industri nasional khususnya industri teknologi telekomunikasi, kebijakan perbaikan kondisi sosial masyarakat, kebijakan peningkatan pendidikan dan pengajaran serta kebijakan melestarikan kebudayaan nasional. Sedangkan mengenai kebijakan liberalisasi telekomunikasi tampaknya tidak terlalu mendapat dukungan. Swasta dilibatkan tetapi masih terbatas. Tetapi yang tampaknya terpenting dan khas dari N21 adalah interaksinya dengan kebijakan persatuan dan kesatuan Indonesia dan pertahanan keamanan yang sangat kiat tidak lepas dari nilai-nilai Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional (Yuliar,2001).

Sumber :
http://www.hsirait.wordpress.com Tahun 2009
Zulkarnain Nasution, Teknologi Komunikasi Dalam Perspektif Latar Belakang dan
Perkembangannya, Buku Kesatu, (Jakarta: FEUI, 1989).
Panitia Penyelenggara, "The Power ICT in Education", Makalah Disampaikan pada Seminar
Nasional ICT Prodi. Teknologi Pendidikan, PPs UNJ, Jakarta, 15 April 2008
Wawan Wardiana, "Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia", Makalah
Disampaikan pada Seminar dan Pameran Teknologi Informasi, UNIKOM,
Bandung, 9 Juli 2002, h.2.
Naswil Idris dan F.B. Moerwanto, Mengenali Arti, Fungsi, dan Manfaat Telematika, h.232,
dalam Dewi Salma Prawiradilaga dan Eveline Siregar, Mozaik Teknologi
Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007).
A.W. Subarkah, "Laporan Khusus Multidimensi Kebangkitan TIK", Kompas, 17 April 2008.
Seluk Beluk Telematika, h.1, 2001,
(http://www.beritanet.com/Technology/Communication/seluk-beluk telematika.htm)
(http://www.total.or.id/info.php?kk=Telematics)
(http://www.law.ui.ac.is/lama/telematika/index.htm)
http://www.scribd.com/doc/9966434/perkembangan-Telematika-Di-Indonesia

Kamis, 19 Juni 2014

Cerpen

Tik tik tik…

Terdengar suara tetesan hujan yang pada sore itu mulai membasahi seluruh pelosok kota Jakarta, sampai hujan pun membasahi sebuah rumah mungil tapi tidak layak huni milik sepasang suami dan istri yang tidak lagi muda. Atapnya yang terbuat dari seng mulai memercikan air tertanda bahwa atapnya bocor. Kayu yang menyanggah rumah pun sudah tidak kokoh lagi karena dimakan rayap. Dirumah mungil tersebut juga hanya terdapat satu buah tempat tidur, lemari pakaian, kursi tua dan dapur seadanya. Walaupun rumah itu kecil dan tua, tapi Nenek sangat apik dalam mengurus rumah yang menjadikan rumah itu selalu bersih dan rapih.

Hujan semakin lama semakin deras, petirpun bersahutan seakan sedang berlomba. Ternyata sedari tadi Nenek merasa cemas dan kecemasan itu terbaca oleh Kakek. “Ada apa Nek?” Kakek bertanya kepada Nenek. ”Ini Kek, apakah tidak apa-apa bila kita tetap disini?  Nenek khawatir rumah ini akan rubuh.” kata Nenek. Dengan menunjukan muka yang bersahaja Kakek menjawab, “Nenek tidak perlu khawatir. Kita hanya perlu berdoa kepada Tuhan YME.” kemudian Nenek hanya mengangguk tanda setuju.

Angin berhembus semakin kencang dan dengan diiringi oleh derasnya air hujan. Tidak lama kemudian, hal yang paling ditakutkan Nenek pun terjadi. Tiba-tiba atap yang terbuat dari seng tersebut terbang tertiup angin. kayunya pun runtuh seketika. Untung saja Kakek dan Nenek sedang berada diteras depan rumah karena sedang ingin memasuki kursi yang ada diteras agar tidak basah.

Kakek dan Nenek kaget bukan main, mereka berdua diam seketika. Dengan sekejap mata rumah mungil tersebut lenyap dan hanya menyisakan puing-puing. Kakek memeluk Nenek yang mulai meneteskan air mata. “Kita harus kemana, Kek? Apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya Nenek sambil menangis tersedu-sedu. “Nenek tidak perlu menangis. Ayo bantu Kakek mengumpulkan barang-barang yang tersisa dan kita harus pergi untuk mencari tempat untuk berlindung!” jawab Kakek mencoba menenangkan Nenek.

Setelah mengumpulkan barang yang tersisa, sepasang Kakek dan Nenek tersebut berjalan meninggalkan rumah mungil mereka. Mereka pun berjalan dan terus berjalan tanpa ada tujuan yang jelas. Mereka terus berjalan hingga matahari mulai tenggelam dan malam pun tiba. Terdengar suara kecil dari arah perut Nenek. “Nenek lapar ya? Sabar ya Nek, nanti Kakek belikan makanan.” kata Kakek. Uang disaku kakek hanya 10 ribu rupiah. Akhirnya kakek membelikan nasi bungkus dan minuman untuk mereka berdua.

Mereka makan sebungkus berdua dipelataran toko yang sepi. Kakek hanya makan sepertiga-nya karena mengalah dengan Nenek yang terlihat begitu lapar. Meskipun Kakek masih merasakan lapar, tapi Kakek membuang rasa lapar itu jauh-jauh. Setelah selesai makan, mereka mulai menyelusuri malam yang dingin berdua. Hujan sudah mulai reda, tapi Kakek belum tau mau bermalam dimana. Kakek sudah kehabisan akal pikiran dan tidak tahu mau kemana lagi.

Tak lama kemudian Kakek melihat sekelompok rumah dari kardus. Kakek dan nenek menghampiri rumah-rumah kardus tersebut. Tiba-tiba ada seorang Bapak-bapak menghampiri mereka, “Kakek sedang apa? Cari tempat tinggal?” tanya si Bapak. “Iya, apakah ada tempat tinggal yang bisa saya tinggali bersama istri saya?” tanya Kakek. “Kebetulan ada Kek, tapi rumah kardus ini sangat sederhana sekali!” jawab si bapak. “Tidak apa-apa, yang penting rumah ini cukup kuat untuk melindungi istri saya dari udara malam.”

Akhirnya Kakek dan Nenek mempunyai tempat untuk berlindung untuk sementa. Kakek berjanji kepada Nenek akan mencarikan tempat tinggal yang lebih layak. Tiba-tiba nenek berkata, “Kek, Nenek tidak perduli seberapa menderitanya kita, seberapa banyak cobaan yang dikasih Tuhan ke kita. Yang penting Kakek selalu ada di sisi Nenek.” begitu kata nenek. “Iya Nek, walaupun kita menderita, kita harus tetap berdoa kepada-Nya agar selalu ada dijalan-Nya. Ingat Nek, papun yang akan terjadi, aku akan selalu menemanimu karena Nenek adalah anugrah terindah yang dikasih Tuhan kepada Kakek.” Kakek menjawab sambil memeluk Nenek.


Kakek menyuruh Nenek untuk tidur, dan Kakek memberikan kecupan selamat tidur di kening Nenek dengan lembut sambil berkata, “Kakek mencintai Nenek, selamanya. Selamat tidur istriku. Semoga mimpi indah.” begitulah perkataan Kakek yang selalu diucapkan kepada Nenek sebelum tidur. Tak lama kemudian, Kakek pun tertidur disamping Nenek dengan beralaskan kardus dan berselimuti kain tipis yang lusuh. Mereka tidur dengan ditemani suara tetesan air hujan yang membuat udara semakin dingin. Tapi buat sepasang Kakek dan Nenek ini, jika mereka selalu bersama maka sedingin apapun udara diluar, mereka akan selalu hangat.

Ragam dan Variasi Bahasa


A.      Ragam Bahasa
Adanya beragam bahasa terjadi karena fungsi, kedudukan, dan lingkungan yang berbeda-beda.  Berikut ini jenis – jenis ragam bahasa, diantaranya :
1.       Ragam Bahasa Lisan dan Ragam Bahasa Tulis
Ragam Bahasa Lisan
Ragam bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar. Dalam ragam lisan, kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata, dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide.
Contoh ragam lisan antara lain meliputi:
·         Ragam bahasa cakapan.
·         Ragam bahasa pidato.
·         Ragam bahasa kuliah.
·         Ragam bahasa panggung.
Ciri-ciri ragam bahasa lisan :
·         Memerlukan kehadiran orang lain.
·         Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap.
·         Terikat ruang dan waktu.
·         Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara.
Kelebihan ragam bahasa lisan :
·         Dapat disesuaikan dengan situasi.
·         Faktor efisiensi.
·         Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsure lain berupa tekan dan gerak anggota badan agah pendengar mengerti apa yang dikatakan seperti situasi, mimik dan gerak-gerak pembicara.
·         Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar terhadap apa yang dibicarakannya.
·         Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian bahasa yang dituturkan oleh penutur.
·         Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari informasi audit, visual dan kognitif.
Kelemahan ragam bahasa lisan :
·         Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-frase sederhana.
·         Penutur sering mengulangi beberapa kalimat.
·         Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan.
·         Aturan-aturan bahasa yang dilakukan tidak formal.

Ragam Bahasa Tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.
Contoh ragam lisan antara lain meliputi:
·         Ragam bahasa tekni.
·         Ragam bahasa undang-undang.
·         Ragam bahasa catatan.
·         Ragam bahasa surat.
Ciri-ciri ragam bahasa tulis :
·         Tidak memerlukan kehaduran orang lain.
·         Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap.
·         Tidak terikat ruang dan waktu
·         Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.
Kelebihan ragam bahasa tulis :
·         Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi yang menarik dan menyenangkan.
·         Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat.
·         Sebagai sarana memperkaya kosakata.
·         Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan pembaca.
Kelemahan ragam bahasa tulis :
·         Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.
·         Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan nilai jual.
·         Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karena itu dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.
Perbedaan ragam lisan dan tulis yaitu :
·         Ragam lisan mengendaki adanya orang kedua, teman bicara sedangkan ragam tulis tidak mengharuskan.
·         Dalam Ragam lisan unsur-unsur gramatikan seperti subjek, prediket dan objek tidak selalu dinyatakan, sedangkan ragam tulis harus dinyatakan.
·         Ragam lisan sangat terikan pada kondisi, situasi, ruang dan waktu sedangkan ragam tulis tidak.
·         Ragam lisan dipengaruhi oleh intonasi suara sedangkan ragam tulis dipengaruhi oleh tanda baca, huruf kapital dan huruf miring.

2.       Ragam Baku dan Ragam Tidak Baku
Ragam Baku
Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar warga masyarakat pemakaiannyasebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaannya
 Ragam Tidak Baku
Ragam tidak baku adalah ragam yang tidak dilembagakan da ditandai oleh ciri-ciri yang menyimpang dari norma ragam baku.
3.       Ragam Baku Tulis dan Ragam Baku Lisan
Ragam Baku Tulis
Ragam baku tulis adalah ragam yang dipakai dengan resmi dalam buku-buku pelajaran atau buku-buku ilmiah lainnya.
Ragam Baku Lisan
Ragam baku lisan bergantung kepada besar atau kecilnya ragam daerah yang terdengar dalam ucapannya.
4.       Ragam Sosial Dan Ragam Fungsional
Ragam Sosial
Ragam sosial adalah ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil dalam masyarakat.
Ragam Fungsional
Ragam fungsional adalah ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja atau kegiatan tertentu lainnya.
5.       Ragam bahasa menurut hubungan antar pembiacra dibedakan menurut akrab tidaknya pembicara
Ragam bahasa resmi.
Ragam bahasa akrab.
Ragam bahasa agak resmi.
Ragam bahasa santai.
6.       Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur
Ragam bahasa berdasarkan daerah disebut ragam daerah (logat/dialek).
Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memilikiciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat bahasa Indonesia orang Jawa Tengah tampak padapelafalan/b/pada posisiawal saat melafalkan nama-nama kota seperti Bogor, Bandung, Banyuwangi, dll. Logat bahasa Indonesia orang Bali tampak pada pelafalan /t/ seperti pada kata ithu, kitha, canthik, dll.
Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur.
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks, vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.
B.      Variasi Bahasa
Variasi Bahasa disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para penuturnya yang tidak homogen. Variasi bahasa ada beberapa macam yaitu :
·         Variasi bahasa dari segi penutur
·         Yaitu variasi bahasa yang muncul dari setiap orang baik individu maupun sosial.
·         Variasi bahasa dari segi pemakaian
Variasi bahasa berkenaan dengan pemakaian atau funsinya disebut fungsiolek atau register adalah variasi bahasa yang menyangkut bahasa itu digunakan untuk keperluan atau bidang apa. Misalnya bidang jurnalistik, militer, pertanian, perdagangan, pendidikan, dan sebagainya. Variasi bahasa dari segi pemakaian ini yang paling tanpak cirinya adalah dalam hal kosakata. Setiap bidang kegiatan biasanya mempunyai kosakata khusus yang tidak digunakan dalam bidang lain.
1.       Variasi bahasa dari segi keformalan
Variasi bahasa dari segi keformalan ada beberapa macam yaitu :
Variasi Baku (frozen)
Adalah variasi bahasa yang paling formal yang digunakan pada situasi hikmat seperti upacara kenegaraan dan khotbah.
Variasi Resmi (formal)
Adalah Variasi bahasa yag digunakan pada kegiatan resmi atau formal seperti surat dinas dan pidato kenegaraan.
Variasi Usaha (konsultatif)
Adalah variasi bahasa yang lazim dalam pembicaraan biasa. Seperti pembicaraan di sekolah dan rapat.
Variasi santai (casual)Adalah variasi bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi. Seperti perbincangan dalam keluarga atau perbincangan dengan teman.
Variasi akrab (intimate)
Adalah variasi bahasa yang biasa digunakan oleh para penutur yang hubungannya sudah akrab.
Variasi bahasa dari segi sarana
Adalah variasi bahasa yang dapat dilihat dari sarana atau jalur yang digunakan. Seperti telepon, telegraf dan radio.
DAFTAR PUSTAKA :
http://kartikaade.wordpress.com/2009/10/17/sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia/
http://imamsetiyantoro.wordpress.com/tag/macam-macam-ragam-bahasa/

staff.uny.ac.id/.../Ragam%20Bahasa%20Indonesia.pdf

Selasa, 11 Februari 2014

Contoh Proposal

*      PRAKATA
            Sebagai upaya untuk mengembangkan kreatifitas seni, kepedulian terhadap kebudayaan Indonesia dan membangun sportifitas antar mahasiswa Universitas Gunadarma serta masyarakat umum. Maka Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (BEM FIKTI) Universitas Gunadarma bermaksud akan menyelenggarakan FOUNDTASTIC (FIKTI SOUND, COMPETITION & FUTURISTIC CULTURE)”.
            Event ini kami selenggarakan sebagai wadah agar dapat mengekspresikan potensi yang optimal.  

Senin, 10 Februari 2014

Konvensi Naskah

Konvensi naskah adalah penulisan sebuah naskah berdasarkan ketentuan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati serta menuntut suatu persyaratan lain seperti persyaratan formal yang meliputi bagian-bagian pelengkap dan kebiasaan-kebiasaan yang harus diikuti dalam dunia penulisan; bagaimana supaya bentuk atau wajah dari karangan itu kelihatan tampak lebih indah dan menarik.
Dari segi persyaratan formal ini, dapat dibedakan lagi karya yang dilakukan secara formal, semi-formal, dan non-formal. Yang dimaksud dengan formal adalah bahwa suatu karya memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut oleh konvensi. Sebaliknya, semi-formal yaitu bila sebuah karangan tidak memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut konvensi. Sedangkan non-formal yaitu bila bentuk sebuah karangan tidak memenuhi syarat-syarat formalnya
Dalam pembuatan naskah yang baik tergantung dari kerangka karangan yang telah digarap sebelumnya, beserta perincian-perinciannya yang telah dilakukan kemudian. Perincian dari kerangka karangan akan menghasilkan suatu bab-bab dan sub-sub bab. Dari bab-bab dan sub-sub bab ini akan menghasilkan pokok-pokok pikiran atau gagasan utama dalam sebuah paragraf atau alinea.
Dalam pembuatan naskah yang baik juga kita harus memperhatikan struktur kalimat dan pilihan kata (diksi) yang dibuat sedemikian rupa, sehingga apa yang kita tulis itu jelas, teratur dan menarik.
Persyaratan formal (bentuk lahiriah) yang harus dipenuhi sebuah karya menyangkut tiga bagian utama, yaitu: Bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, dan bagian pelengkap penutup. 
Unsur-unsur dalam Penulisan Sebuah Karangan:
A.      Bagian Pelengkap Pendahuluan
a.       Judul Pendahuluan (Judul Sampul)
b.      Halaman Judul
c.       Halaman Persembahan (kalau ada)
d.      Halaman Pengesahan (kalau ada)
e.      Kata Pengantar
f.        Daftar Isi
g.       Daftar Gambar (kalau ada)
h.      Daftar Tabel (kalau ada)
B.      Bagian Isi Karangan
a.       Pendahuluan
b.      Tubuh Karangan
c.       Kesimpulan
C.      Bagian Pelengkap Penutup
a.       Daftar Pustaka (Bibliografi)
b.      Lampiran (Apendix)
c.       Indeks
d.      Riwayat Hidup Penulis

A.      Bagian Pelengkap Pendahuluan

Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik.

a.       Judul Pendahuluan (Judul Sampul) dan Halaman Judul
Judul pendahuluan adalah nama karangan. Halaman judul pendahuluan tidak mengandung apa-apa kecuali mencantumkan judul karangan atau judul buku. Judul karangan atau judul buku ditulis dengan huruf kapital. Biasanya letaknya di tengah halaman agak ke atas. Namun, variasi-variasi lain memang kerap sekali dijumpai. 
Dalam pembuatan sebuah makalah atau skripsi, halaman judul mencantumkan nama karangan, penjelasan adanya tugas, nama pengarang (penyusun), kelengkapan identitas pengarang (nomor induk/registrasi, kelas, nomor absen), nama unit studi (unit kerja), nama lembaga (jurusan, fakultas, unversitas), nama kota, dan tahun penulisan.
Untuk memberikan daya tarik pembaca, penyusunan judul perlu memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut:
-          Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan.
-          Judul harus menarik pembaca baik makna maupun penulisannya.
-          Sampul: nama karangan, penulis, dan penerbit.
-          Halaman judul: nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis, kelengkapan identitas pengarang, nama unit studi, nama lembaga, nama kota, dan tahun penulisan (dalam pembuatan makalah atau skripsi).
-          Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetri (untuk karangan formal), atau model lurus pada margin kiri (untuk karangan yang tidak terlalu formal).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan makalah atau skripsi pada halaman judul:
Judul diketik dengan huruf  kapital, misalnya:

UPAYA MENGATASI KEBODOHAN PADA
MASYARAKAT PEMUKIMAN KUMUH
DI DKI JAKARTA

               Penjelasan tentang tugas disusun dalam bentuk kalimat, misalnya:

Makalah ini Disusun untuk Melengkapi Ujian Akhir
Mata Kuliah Bahasa Indonesia Semester Ganjil 2009
Atau
Skripsi ini Diajukan untuk Melengkapi Ujian Sarjana Ekonomi pada
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
Nama penulis ditulis dengan huruf kapital, di bawah nama dituliskan Nomor Induk Mahasiswa   (NIM), misalnya:

IMELDA RICKY AYU DIBYANTO
13111548
Logo universitas untuk makalah, skripsi, tesis, dan disertasi; makalah ilmiah tidak diharuskan menggunakan logo.

Data institusi mahasiswa mencantumkan program studi, jurusan, fakultas, unversitas, nama kota, dan tahun ditulis dengan huruf kapital, misalnya:

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2008

Hal-hal yang harus dihindarkan dalam halaman judul karangan formal:
-          Komposisi tidak menarik.
-          Tidak estetik.
-          Hiasan gambar tidak relevan.
-          Variasi huruf jenis huruf.
-          Kata “ditulis (disusun) oleh.”
-          Kata “NIM/NRP.”
-          Hiasan, tanda-tanda, atau garis yang tidak berfungsi.
-          Kata-kata yang berisi slogan.
-          Ungkapan emosional.
-          Menuliskan kata-kata atau kalimat yang tidak berfungsi.

b.      Halaman Persembahan

                Bagian ini tidak terlalu penting. Bila penulis ingin memasukan bagian ini, maka hal itu semata-mata dibuat atas pertimbangan penulis. Persembahan ini jarang melebihi satu halaman, dan biasanya terdiri dari beberapa kata saja, misalnya:

Kutulis novel ini
dengan cahaya cinta
untuk mahar menyunting belahan jiwa,
Muyasaratun Sa’idah binti KH. Muslim Djawahir, alm.
Rabbana hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa
Qurrata a’yuni waj’alnaa lil muttaqiina imaama. Amin.

Bila penulis menganggap perlu memasukkan persembahan ini, maka persembahan ini ditempatkan berhadapan dengan halaman belakang judul buku, atau berhadapan dengan halaman belakang cover buku, atau juga menyatu dengan halaman judul buku.
c.       Halaman Pengesahan

Halaman pengesahan digunakan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang telah ditanda-tangani oleh pembimbing, pembaca/penguji, dan ketua jurusan telah memenuhi persyaratan administratif sebagai karya ilmiah. Halaman pengesahan biasanya digunakan untuk penulisan skripsi, tesis, dan disertasi, sedangkan makalah ilmiah, dan karangan lainnya (baik non-fiksi maupun fiksi) tidak mengharuskan adanya halaman pengesahan. Penyusunan pengesahan ditulis dengan memperhatikan persyaratan formal urutan dan tata letak unsur-unsur yang harus tertulis di dalamnya.
Judul skripsi seluruhnya ditulis dengan huruf kapital pada posisi tengah antara margin kiri dan kanan. Nama lengkap termasuk gelar akademis pembimbing materi/teknis, pembaca/penguji, dan ketua program jurusan ditulis secara benar dan disusun secara simetri kiri-kanan dan atas-bawah. Skripsi diajukan kepada sidang penguji akademis setelah disetujui oleh pembimbing dan pembaca/penguji. Penulis skripsi dinyatakan lulus jika skripsinya telah diuji di hadapan sidang terbuka/tertutup dan telah ditanda-tangani oleh semua nama yang tercantum dalam halaman pengesahan. Nama kota dan tanggal pengesahan ditulis di atas kata ketua jurusan.

Hal-hal yang harus dihindarkan:
-          Menggaris-bawahi nama dan kata-kata lainnya.
-          Menggunakan titik atau koma pada akhir nama.
-           Tulisan melampaui garis tepi.
-          Menulis nama tidak lengkap.
-          Menggunakan huruf yang tidak standar.
-          Tidak mencantumkan gelar akademis.  

d.      Kata Pengantar
Kata pengantar fungsinya sama dengan sebuah surat pengantar. Kata pengantar adalah bagian karangan yang berisi penjelasan mengapa menulis sebuah karangan. Setiap karangan ilmiah, seperti: buku, skripsi, tesis, disertasi, makalah, atau laporan formal ilmiah harus menggunakan kata pengantar. Di dalamnya disajikan informasi sebagai berikut:
-          Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
-          Penjelasan adanya tugas penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal ilmiah).
-          Penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal ilmiah).
-          Penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga.
-          Ucapan terima kasih kepada seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga yang membantu.
-          Penyebutan nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis, tanpa dibubuhi tanda-tangan.
-          Harapan penulis atas karangan tersebut.
-          Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran.

Kata pengantar merupakan bagian dari keseluruhan karya ilmiah. Sifatnya formal dan ilmiah. Oleh karena itu, kata pengantar harus ditulis dengan Bahasa Indonesia yang baku, baik, dan benar. Isi kata pengantar tidak menyajikan isi karangan, atau hal-hal lain yang tertulis dalam pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan. Sebaliknya, apa yang sudah tertulis dalam kata pengantar tidak ditulis ulang dalam isi karangan.
Hal-hal yang harus dihindarkan:
-          Menguraikan isi karangan.
-          Mengungkapkan perasaan berlebihan.
-          Menyalahi kaidah bahasa.
-          Menunjukkan sikap kurang percaya diri.
-          Kurang meyakinkan.
-          Kata pengantar terlalu panjang.
-          Menulis kata pengantar semacam sambutan.
-          Kesalahan bahasa: ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca tidak efektif.

e.      Daftar Isi
Daftar isi adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar isi karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh, dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis sebagaimana lazimnya sebuah konvensi naskah karangan. Daftar isi berfungsi untuk merujuk nomor halaman judul bab, sub-bab, dan unsur- unsur pelengkap dari sebuah buku yang bersangkutan.
Daftar isi disusun secara konsisten baik penomoran, penulisan, maupun tata letak judul bab dan judul sub-sub bab. Konsistensi ini dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan.

f.        Daftar Gambar
Bila dalam buku itu terdapat gambar-gambar, maka setiap gambar yang tercantum dalam karangan harus tertulis didalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan: judul gambar, dan nomor halaman.

g.       Daftar Tabel 
Bila dalam buku itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang tertulis dalam karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel ini menginformasikan: nama tabel dan nomor halaman.
  

B.      Bagian Isi Karangan
Bagian isi karangan sebenarnya merupakan inti dari karangan atau buku; atau secara singkat dapat dikatakan karangan atau buku itu sendiri.
a.       Pendahuluan
Pendahuluan adalah bab I karangan. Tujuan utama pendahuluan adalah menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca terhadap masalah yang dibicarakan, dan menunjukkan dasar yang sebenarnya dari uraian itu. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, masalah, tujuan pembahasan, pembatasan masalah, landasan teori, dan metode pembahasan. Kesuluruhan isi pendahuluan mengantarkan pembaca kepada materi yang akan dibahas, dianalisis-sintesis, dideskripsi, atau diuraikan dalam bab kedua sampai bab terakhir.
Untuk menulis pendahuluan yang baik, penulis perlu memperhatikan pokok-pokok yang harus tertuang dalam masing-masing unsur pendahuluan sebagai berikut:
1.                Latar belakang masalah, menyajikan:
-          Penalaran (alasan) yang menimbulkan masalah atau pertanyaan yang akan diuraikan jawabannya dalam bab pertengahan antara pendahuluan dan kesimpulan dan dijawab atau ditegaskan dalam kesimpulan. Untuk itu, arah penalaran harus jelas, misalnya deduktif, sebab-akibat, atau induktif.
-          Kegunaan praktis hasil analisis, misalnya: memberikan masukan bagi kebijakan pimpinan dalam membuat keputusan, memberikan acuan bagi pengembangan sistem kerja yang akan datang.
-          Pengetahuan tentang studi kepustakaan, gunakan informasi mutakhir dari buku-buku ilmiah, jurnal, atau internet yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulis hendaklah mengupayakan penggunaan buku-buku terbaru.
-          Pengungkapan masalah utama secara jelas dalam bentuk pertanyaan, gunakan kata tanya yang menuntut adanya analisis, misalnya:bagaimana...., mengapa.....
-          Tidak menggunakan kata apa karena tidak menuntut adanya analisis, cukup dijawab dengan ya atau tidak.
2.                Tujuan penulisan berisi:
-          Target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai, misalnya: mendeskripsikan hubungan X terhadap Y; membuktikan bahwa budaya tradisi dapat dilestarikan dengan kreativitas baru; menguraikan pengaruh X terhadap Y.
-          Upaya pokok yang harus dilakukan, misalnya: mendeskripsikan data primer tentang kualitas budaya tradisi penduduk asli Jakarta; membuktikan bahwa pembangunan lingkungan pemukiman kumuh yang tidak layak huni memerlukan bantuan pemerintah.
-          Tujuan utama dapat dirinci menjadi beberapa tujuan sesuai dengan masalah yang akan dibahas. Jika masalah utama dirinci menjadi dua, tujuan juga dirinci menjadi dua.
3.                Ruang lingkup masalah berisi:
-          Pembatasan masalah yang akan dibahas.
-          Rumusan detail masalah yang akan dibahas.
-          Definisi atau batasan pengertian istilah yang tertuang dalam setiap variabel. Pendefinisian merupakan suatu usaha yang sengaja dilakukan untuk mengungkapkan suatu benda, konsep, proses, aktivitas, peristiwa, dan sebagainya dengan kata-kata.
4.              Landasan teori menyajikan:
-          Deskripsi atau kajian teoritik variabel X tentang prinsip-prinsip teori, pendapat ahli dan pendapat umum, hukum, dalil, atau opini yang digunakan sebagai landasan pemikiran kerangka kerja penelitian dan penulisan sampai dengan kesimpulan atau rekomendasi.
-          Penjelasan hubungan teori dengan kerangka berpikir dalam mengembangkan konsep penulisan, penalaran, atau alasan menggunakan teori tersebut.
5.                Sumber data penulisan berisi:
-          Sumber data sekunder dan data primer.
-          Kriteria penentuan jumlah data.
-          Kriteria penentuan mutu data.
-          Kriteria penentuan sample.
-          Kesesuaian data dengan sifat dan tujuan pembahasan.
6.                Metode dan teknik penulisan berisi:
-          Penjelasan metode yang digunakan dalam pembahasan, misalnya: metode kuantitatif, metode deskripsi, metode komparatif, metode korelasi, metode eksploratif, atau metode eksperimental.
-          Teknik penulisan menyajikan cara pengumpulan data seperti wawancara, observasi, dan kuisioner; analisis data, hasil analisis data, dan kesimpulan.
7.                Sistematika penulisan berisi:
-          Gambaran singkat penyajian isi pendahuluan, pembahasan utama, dan kesimpulan.
-          Penjelasan lambang-lambang, simbol-simbol, atau kode (kalau ada).

b.      Tubuh Karangan
Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian pembahasan masalah. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas (sempurna). Di sinilah terletak segala masalah yang    akan dibahas secara sistematis. Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan unsur-unsur berikut ini:­
1.             Ketuntasan materi:
Materi yang dibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis pada kalimat tesis, baik pembahasan yang berupa data sekunder (kajian teoretik) maupun data primer. Pembahasan data primer harus menyertakan pembuktian secara logika, fakta yang telah dianalisis atau diuji kebenarannya, contoh-contoh, dan pembuktian lain yang dapat mendukung ketuntasan pembenaran.
2.             Kejelasan uraian/deskripsi:
Kejelasan konsep: Konsep adalah keseluruhan pikiran yang terorganisasi secara utuh, jelas, dan tuntas dalam suatu kesatuan makna. Untuk itu, penguraian dari bab ke sub-bab, dari sub-bab ke detail yang lebih rinci sampai dengan uraian perlu memperhatikan kepaduan dan koherensial, terutama dalam menganalisis, menginterpretasikan (manafsirkan) dan menyintesiskan dalam suatu penegasan atau kesimpulan. Selain itu, penulis perlu memperhatikan konsistensi dalam penomoran, penggunaan huruf, jarak spasi, teknik kutipan, catatan pustaka, dan catatan kaki.
Kejelasan bahasa: Kejelasan dan ketetapan pilihan kata yang dapat diukur kebenarannya. Untuk mewujudkan hal itu, kata lugas atau kata denotatif lebih baik daripada kata konotatif atau kata kias (terkecuali dalam pembuatan karangan fiksi, kata konotatif atau kata kias sangat diperlukan) Kejelasan makna kalimat tidak bermakna ganda, menggunakan struktur kalimat yang betul, menggunakan ejaan yang baku, menggunakan kalimat efektif, menggunakan koordinatif dan subordinatif secara benar. Kejelasan makna paragraf dengan memperhatikan syarat-syarat paragraf: kesatuan pikiran, kepaduan, koherensi (dengan repetisi, kata ganti, paralelisme, kata transisi), dan menggunakan pikiran utama, serta menunjukkan adanya penalaran yang logis (induktif, deduktif, kausal, kronologis, spasial). 
Kejelasan penyajian dan fakta kebenaran fakta: Kejelasan penyajian fakta dapat diupayakan dengan berbagai cara, antara lain: penyajian dari umum ke khusus, dari yang terpenting ke kurang penting; kejelasan urutan proses. Untuk menunjang kejelasan ini perlu didukung dengan gambar, grafik, bagan, tabel, diagram, dan foto-foto. Namun, kebenaran fakta sendiri harus diperhatikan kepastiannya.
Hal-hal lain yang harus dihindarkan dalam penulisan karangan (ilmiah):
-          Subjektivitas dengan menggunakan kata-kata: saya pikir, saya rasa, menurut pengalaman saya, dan lain-lain. Atasi subjektivitas ini dengan menggunakan: penelitian membuktikan bahwa…, uji laboratorium membuktikan bahwa…, survei membuktikan bahwa…,
-          Kesalahan: pembuktian pendapat tidak mencukupi, penolakan konsep tanpa alasan yang cukup, salah nalar, penjelasan tidak tuntas, alur pikir (dari topik sampai dengan simpulan) tidak konsisten, pembuktian dengan prasangka atau berdasarkan kepentingan pribadi, pengungkapan maksud yang tidak jelas arahnya, definisi variabel tidak (kurang) operasional, proposisi yang dikembangkan tidak jelas, terlalu panjang, atau bias, uraian tidak sesuai dengan judul.

c.      Kesimpulan
              Kesimpulan atau simpulan merupakan bagian terakhir atau penutup dari isi karangan, dan juga merupakan bagian terpenting sebuah karangan ilmiah. Pembaca yang tidak memiliki cukup waktu untuk membaca naskah seutuhnya cenderung akan membaca bagian-bagian penting saja, antara lain kesimpulan. Oleh karena itu, kesimpulan harus disusun sebaik mungkin. Kesimpulan harus dirumuskan dengan tegas sebagai suatu pendapat pengarang atau penulis terhadap masalah yang telah diuraikan.

Penulis dapat merumuskan kesimpulannya dengan dua cara:
1.       Dalam tulisan-tulisan yang bersifat argumentatif, dapat dibuat ringkasan-ringkasan argumen yang penting dalam bentuk dalil-dalil (atau tesis-tesis), sejalan dengan perkembangan dalam tubuh karangan itu.
2.       Untuk kesimpulan-kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan atau isi yang umum dari pokok-pokok yang telah diuraikan dalam tubuh karangan itu.

C.      Bagian Pelengkap Penutup
Bagian pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan ilmiah.
a.       Daftar pustaka (Bibliografi)
Setiap karangan ilmiah harus menggunakan data pustaka atau catatan kaki dan dilengkapi dengan daftar bacaan. Daftar pustaka (bibliografi) adalah daftar yang berisi judul buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian karangan.
Unsur-unsur daftar pustaka meliputi:
-             Nama pengarang: penulisannya dibalik dengan menggunakan koma.
-             Tahun terbit.
-             Judul buku: penulisannya bercetak miring.
-             Data publikasi, meliputi tempat/kota terbit, dan penerbit..
-             Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel, nama majalah, jilid, nomor, dan tahun terbit.
Contoh: Tarigan, Henry. 1990. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung: Angkasa. (Banyak versi lainnya, misal: Sistem Harvard, Sistem Vancover, dan lain-lain)
Keterangan:
-          Jika buku itu disusun oleh dua pengarang, nama pengarang kedua tidak perlu dibalik.
-          Jika buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu yang dipakai untuk menggantikan nama pengarang.
-          Jika buku itu merupakan editorial (bunga rampai), nama editor yang dipakai dan di belakangnya diberi keterangan ed. ‘editor’
-          Nama gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan.
-          Daftar pustaka disusun secara alfabetis berdasarkan urutan huruf awal nama belakang pengarang.

b.      Lampiran (Apendix)
Lampiran (apendix) merupakan suatu bagian pelengkap yang fungsinya terkadang tumpang tindih dengan catatan kaki. Bila penulis ingin memasukan suatu bahan informasi secara panjang lebar, atau sesuatu informasi yang baru, maka dapat dimasukkan dalam lampiran ini. Lampiran ini dapat berupa esai, cerita, daftar nama, model analisis, dan lain-lain. Lampiran ini disertakan sebagai bagian dari pembuktian ilmiah. Penyajian dalam bentuk lampiran agar tidak mengganggu pembahasan jika disertakan dalam uraian.

c.       Indeks
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan disusun secara alfabetis (urut abjad). Penulisan indeks disertai nomor halaman yang mencantumkan penggunaan istilah tersebut. Indeks berfungsi untuk memudahkan pencarian kata dan penggunaannya dalam pembahasan.
d.      Riwayat Hidup Penulis
Buku, skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup. Dalam skripsi menuntut daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat hidup merupakan gambaran kehidupan penulis atau pengarang. Daftar riwayat hidup meliputi: nama penulis, tempat tanggal lahir, pendidikan, pengalaman berorganisasi atau pekerjaan, dan karya-karya yang telah dihasilkan oleh penulis.
DAFTAR PUSTAKA

§  Keraf, Gorys. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah, 1994.
§  HS, Widjono. BAHASA INDONESIA Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Grasindo, 2007.
§  Maryani, Yani, dkk. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Pustaka Setia, 2005.

Sumber :
http://imeldarickyayudibyanto.blogspot.com/2014/01/konvensi-naskah.html
http://ebolemon.wordpress.com/2012/03/24/pengertian-konvensi/ati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/19584/Konvensi+Naskah.doc
http://gogopratamax.blogspot.com/2012/03/konvensi-naskah.html