Kamis, 24 Januari 2013

kepemimpinan



BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Pendahuluan

Kepemimpinan sikap untuk meng-handle seseorang atau beberapa individu dalam kelompo guna mengendalikan proses sosial. Sikap ini berguna untuk mempengaruhi orang lain dalam suatu kelompok agar dapat mengendalikan suatu hal dengan baik dan dapat mencapai tujuan. Kepemimpinan merupakan sikap yang penting untuk dimiliki seseorang. Tentu saja ini tidak hanya berlaku untuk orang banyak dalam suatu kelompok saja, tetapi juga ini berlaku untuk diri sendiri. Sikap kepemimpinan untuk diri sendiri tidak kalah penting dengan sikap kepemimpinan untuk kelompok. Karena bagaimana seseorang dapat memimpin kelompok jika tidak bisa memimpin dirinya sendiri.
Sikap pemimpin ini dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai tanggung jawab dan disiplin yang tinggi seperti yang dilakukan oleh bapak Ir. Soekarno pada masa sebelum dan saat pemerintahannya berlangsung. Berikut ini adalah sosok Ir. Soekarno yang disegani oleh masyarakat Indonesia hingga internasional.
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Biografi Ir. Soekarno

Ir. Soekarno (lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 – meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970 pada umur 69 tahun) adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945 - 1966. Ia memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia adalah penggali Pancasila. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945.
Soekarno menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966 Supersemar yang kontroversial, yang isinya - berdasarkan versi yang dikeluarkan Markas Besar Angkatan darat - menugaskan Letnan Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan menjaga keamanan negara dan institusi kepresidenan. Supersemar menjadi dasar Letnan Jenderal Soeharto untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan mengganti anggota-anggotanya yang duduk di parlemen. Setelah pertanggung jawabannya ditolak Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) pada sidang umum ke empat tahun 1967, Presiden Soekarno diberhentikan dari jabatannya sebagai presiden pada Sidang Istimewa MPRS di tahun yang sama dan mengangkat Soeharto sebagai pejabat Presiden Republik Indonesia.

Latar belakang dan pendidikan

Soekarno dilahirkan dengan nama Kusno Sosrodihardjo. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo, seorang guru di Surabaya, Jawa. Ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai berasal dari Buleleng, Bali
Ketika kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya di Tulungagung, Jawa Timur. Pada usia 14 tahun, seorang kawan bapaknya yang bernama Oemar Said Tjokroaminoto mengajak Soekarno tinggal di Surabaya dan disekolahkan ke Hoogere Burger School (H.B.S.) di sana sambil mengaji di tempat Tjokroaminoto. Di Surabaya, Soekarno banyak bertemu dengan para pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto saat itu. Soekarno kemudian bergabung dengan organisasi Jong Java (Pemuda Jawa).
Tamat H.B.S. tahun 1920, Soekarno melanjutkan ke Technische Hoge School (sekarang ITB) di Bandung, dan tamat pada tahun 1925. Saat di Bandung, Soekarno berinteraksi dengan Tjipto Mangunkusumo dan Dr. Douwes Dekker, yang saat itu merupakan pemimpin organisasi National Indische Partij.

II.2 Karier
Masa pergerakan nasional

Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung. Organisasi ini menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia yang didirikan pada tahun 1927. Aktivitas Soekarno di PNI menyebabkannya ditangkap Belanda pada bulan Desember 1929, dan memunculkan pledoinya yang fenomenal: Indonesia Menggugat, hingga dibebaskan kembali pada tanggal 31 Desember 1931.

Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang merupakan pecahan dari PNI. Soekarno kembali ditangkap pada bulan Agustus 1933, dan diasingkan ke Flores. Di sini, Soekarno hampir dilupakan oleh tokoh-tokoh nasional. Namun semangatnya tetap membara seperti tersirat dalam setiap suratnya kepada seorang Guru Persatuan Islam bernama Ahmad Hassan.

Pada tahun 1938 hingga tahun 1942 Soekarno diasingkan ke Provinsi Bengkulu.Soekarno baru kembali bebas pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.

Masa penjajahan Jepang
Soekarno bersama Fatmawati dan Guntur

Pada awal masa penjajahan Jepang (1942-1945), pemerintah Jepang sempat tidak memperhatikan tokoh-tokoh pergerakan Indonesia terutama untuk "mengamankan" keberadaannya di Indonesia. Ini terlihat pada Gerakan 3A dengan tokohnya Shimizu dan Mr. Syamsuddin yang kurang begitu populer.

Namun akhirnya, pemerintahan pendudukan Jepang memperhatikan dan sekaligus memanfaatkan tokoh tokoh Indonesia seperti Soekarno, Mohammad Hatta dan lain-lain dalam setiap organisasi-organisasi dan lembaga lembaga untuk menarik hati penduduk Indonesia. Disebutkan dalam berbagai organisasi seperti Jawa Hokokai, Pusat Tenaga Rakyat (Putera), BPUPKI dan PPKI, tokoh tokoh seperti Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara, K.H Mas Mansyur dan lain lainnya disebut-sebut dan terlihat begitu aktif. Dan akhirnya tokoh-tokoh nasional bekerjasama dengan pemerintah pendudukan Jepang untuk mencapai kemerdekaan Indonesia, meski ada pula yang melakukan gerakan bawah tanah seperti Sutan Syahrir dan Amir Sjarifuddin karena menganggap Jepang adalah fasis yang berbahaya.


Soekarno diantara Pemimpin Dunia

Presiden Soekarno sendiri, saat pidato pembukaan menjelang pembacaan teks proklamasi kemerdekaan, mengatakan bahwa meski sebenarnya kita bekerjasama dengan Jepang sebenarnya kita percaya dan yakin serta mengandalkan kekuatan sendiri.

Ia aktif dalam usaha persiapan kemerdekaan Indonesia, diantaranya adalah merumuskan Pancasila, UUD 1945 dan dasar dasar pemerintahan Indonesia termasuk merumuskan naskah proklamasi Kemerdekaan. Ia sempat dibujuk untuk menyingkir ke Rengasdengklok Peristiwa Rengasdengklok.

Pada tahun 1943, Perdana Menteri Jepang Hideki Tojo mengundang tokoh Indonesia yakni Soekarno, Mohammad Hatta dan Ki Bagoes Hadikoesoemo ke Jepang dan diterima langsung oleh Kaisar Hirohito. Bahkan kaisar memberikan Bintang kekaisaran (Ratna Suci) kepada tiga tokoh Indonesia tersebut. Penganugerahan Bintang itu membuat pemerintahan pendudukan Jepang terkejut, karena hal itu berarti bahwa ketiga tokoh Indonesia itu dianggap keluarga Kaisar Jepang sendiri. Pada bulan Agustus 1945, ia diundang oleh Marsekal Terauchi, pimpinan Angkatan Darat wilayah Asia Tenggara di Dalat Vietnam yang kemudian menyatakan bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah urusan rakyat Indonesia sendiri.

Namun keterlibatannya dalam badan-badan organisasi bentukan Jepang membuat Soekarno dituduh oleh Belanda bekerja sama dengan Jepang,antara lain dalam kasus romusha.


Masa Perang Revolusi

Ruang tamu rumah persembunyian Bung Karno di Rengasdengklok.

Soekarno bersama tokoh-tokoh nasional mulai mempersiapkan diri menjelang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Setelah sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI,Panitia Kecil yang terdiri dari delapan orang (resmi), Panitia Kecil yang terdiri dari sembilan orang/Panitia Sembilan (yang menghasilkan Piagam Jakarta) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI, Soekarno-Hatta mendirikan Negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Setelah menemui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, terjadilah Peristiwa Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945; Soekarno dan Mohammad Hatta dibujuk oleh para pemuda untuk menyingkir ke asrama pasukan Pembela Tanah Air Peta Rengasdengklok. Tokoh pemuda yang membujuk antara lain Soekarni, Wikana, Singgih serta Chairul Saleh. Para pemuda menuntut agar Soekarno dan Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, karena di Indonesia terjadi kevakuman kekuasaan. Ini disebabkan karena Jepang sudah menyerah dan pasukan Sekutu belum tiba. Namun Soekarno, Hatta dan para tokoh menolak dengan alasan menunggu kejelasan mengenai penyerahan Jepang. Alasan lain yang berkembang adalah Soekarno menetapkan moment tepat untuk kemerdekaan Republik Indonesia yakni dipilihnya tanggal 17 Agustus 1945 saat itu bertepatan dengan bulan Ramadhan, bulan suci kaum muslim yang diyakini merupakan bulan turunnya wahyu pertama kaum muslimin kepada Nabi Muhammad SAW yakni Al Qur-an. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta diangkat oleh PPKI menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Pada tanggal 29 Agustus 1945 pengangkatan menjadi presiden dan wakil presiden dikukuhkan oleh KNIP.Pada tanggal 19 September 1945 kewibawaan Soekarno dapat menyelesaikan tanpa pertumpahan darah peristiwa Lapangan Ikada dimana 200.000 rakyat Jakarta akan bentrok dengan pasukan Jepang yang masih bersenjata lengkap.

Pada saat kedatangan Sekutu (AFNEI) yang dipimpin oleh Letjen. Sir Phillip Christison, Christison akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia secara de facto setelah mengadakan pertemuan dengan Presiden Soekarno. Presiden Soekarno juga berusaha menyelesaikan krisis di Surabaya. Namun akibat provokasi yang dilancarkan pasukan NICA (Belanda) yang membonceng Sekutu. (dibawah Inggris) meledaklah Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya dan gugurnya Brigadir Jendral A.W.S Mallaby.

Karena banyak provokasi di Jakarta pada waktu itu, Presiden Soekarno akhirnya memindahkan Ibukota Republik Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta. Diikuti wakil presiden dan pejabat tinggi negara lainnya.

Kedudukan Presiden Soekarno menurut UUD 1945 adalah kedudukan Presiden selaku kepala pemerintahan dan kepala negara (presidensiil/single executive). Selama revolusi kemerdekaan,sistem pemerintahan berubah menjadi semi-presidensiil/double executive. Presiden Soekarno sebagai Kepala Negara dan Sutan Syahrir sebagai Perdana Menteri/Kepala Pemerintahan. Hal itu terjadi karena adanya maklumat wakil presiden No X, dan maklumat pemerintah bulan November 1945 tentang partai politik. Hal ini ditempuh agar Republik Indonesia dianggap negara yang lebih demokratis.

Meski sistem pemerintahan berubah, pada saat revolusi kemerdekaan, kedudukan Presiden Soekarno tetap paling penting, terutama dalam menghadapi Peristiwa Madiun 1948 serta saat Agresi Militer Belanda II yang menyebabkan Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta dan sejumlah pejabat tinggi negara ditahan Belanda. Meskipun sudah ada Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) dengan ketua Sjafruddin Prawiranegara, tetapi pada kenyataannya dunia internasional dan situasi dalam negeri tetap mengakui bahwa Soekarno-Hatta adalah pemimpin Indonesia yang sesungguhnya, hanya kebijakannya yang dapat menyelesaikan sengketa Indonesia-Belanda.


Masa kemerdekaan

Setelah Pengakuan Kedaulatan (Pemerintah Belanda menyebutkan sebagai Penyerahan Kedaulatan), Presiden Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Mohammad Hatta diangkat sebagai perdana menteri RIS. Jabatan Presiden Republik Indonesia diserahkan kepada Mr Assaat, yang kemudian dikenal sebagai RI Jawa-Yogya. Namun karena tuntutan dari seluruh rakyat Indonesia yang ingin kembali ke negara kesatuan, maka pada tanggal 17 Agustus 1950, RIS kembali berubah menjadi Republik Indonesia dan Presiden Soekarno menjadi Presiden RI. Mandat Mr Assaat sebagai pemangku jabatan Presiden RI diserahkan kembali kepada Ir. Soekarno. Resminya kedudukan Presiden Soekarno adalah presiden konstitusional, tetapi pada kenyataannya kebijakan pemerintah dilakukan setelah berkonsultasi dengannya.

Mitos Dwitunggal Soekarno-Hatta cukup populer dan lebih kuat dikalangan rakyat dibandingkan terhadap kepala pemerintahan yakni perdana menteri. Jatuh bangunnya kabinet yang terkenal sebagai "kabinet seumur jagung" membuat Presiden Soekarno kurang mempercayai sistem multipartai, bahkan menyebutnya sebagai "penyakit kepartaian". Tak jarang, ia juga ikut turun tangan menengahi konflik-konflik di tubuh militer yang juga berimbas pada jatuh bangunnya kabinet. Seperti peristiwa 17 Oktober 1952 dan Peristiwa di kalangan Angkatan Udara.

Presiden Soekarno juga banyak memberikan gagasan-gagasan di dunia Internasional. Keprihatinannya terhadap nasib bangsa Asia-Afrika, masih belum merdeka, belum mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri, menyebabkan presiden Soekarno, pada tahun 1955, mengambil inisiatif untuk mengadakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung yang menghasilkan Dasa Sila. Bandung dikenal sebagai Ibu Kota Asia-Afrika. Ketimpangan dan konflik akibat "bom waktu" yang ditinggalkan negara-negara barat yang dicap masih mementingkan imperialisme dan kolonialisme, ketimpangan dan kekhawatiran akan munculnya perang nuklir yang merubah peradaban, ketidakadilan badan-badan dunia internasional dalam pemecahan konflik juga menjadi perhatiannya. Bersama Presiden Josip Broz Tito (Yugoslavia), Gamal Abdel Nasser (Mesir), Mohammad Ali Jinnah (Pakistan), U Nu, (Birma) dan Jawaharlal Nehru (India) ia mengadakan Konferensi Asia Afrika yang membuahkan Gerakan Non Blok. Berkat jasanya itu, banyak negara-negara Asia Afrika yang memperoleh kemerdekaannya. Namun sayangnya, masih banyak pula yang mengalami konflik berkepanjangan sampai saat ini karena ketidakadilan dalam pemecahan masalah, yang masih dikuasai negara-negara kuat atau adikuasa. Berkat jasa ini pula, banyak penduduk dari kawasan Asia Afrika yang tidak lupa akan Soekarno bila ingat atau mengenal akan Indonesia.

Guna menjalankan politik luar negeri yang bebas-aktif dalam dunia internasional, Presiden Soekarno mengunjungi berbagai negara dan bertemu dengan pemimpin-pemimpin negara. Di antaranya adalah Nikita Khruschev (Uni Soviet), John Fitzgerald Kennedy (Amerika Serikat), Fidel Castro (Kuba), Mao Tse Tung (RRC).

Masa-masa kejatuhan Soekarno dimulai sejak ia "bercerai" dengan Wakil Presiden Moh. Hatta, pada tahun 1956, akibat pengunduran diri Hatta dari kancah perpolitikan Indonesia. Ditambah dengan sejumlah pemberontakan separatis yang terjadi di seluruh pelosok Indonesia, dan puncaknya, pemberontakan G 30 S, membuat Soekarno di dalam masa jabatannya tidak dapat "memenuhi" cita-cita bangsa Indonesia yang makmur dan sejahtera.

II.3 Prestasi
1.      Menjadi presiden RI
2.      Menjadi proklamator
3.      Membuat monumen bersejarah, seperti monas dll
4.      Membuat sarana dan prasarana, seperti jembatan ampera yang berada di palembang
5.      Melakukan konferensi KMB, asia afrika dll
6.      Ikut serta dalam perjuangan memerdekaan negara Indonesia dari penjajahan Jepang dan Belanda, dll.

II.4 Analisis
Ir. Soekarno adalah sosok yang tegas, disiplin, dan keras serta sedikit egois. Itu dibuktikan dari masa beliau memimpin di zaman pemerintahannya kebijakan pemerintah dilakukan setelah berkonsultasi dengannya. Pada masanya ia konon disegani oleh tokoh – tokoh internasional. Masyarakat Indonesia tentu saja terheran – heran karena beliau dapat berteman baik dengan Nikita Khruschev (Uni Soviet), John Fitzgerald Kennedy (Amerika Serikat), Fidel Castro (Kuba), Mao Tse Tung (RRC). Tetapi kedekatannya banyak yang menyalah artikan sehingga banyak yang menduga beliau berkiblat ke ideologi komunis. Dengan gaya kepemimpinan yang keras dan disiplin makin memperkuat masyarakat dengan ideologi komunis yang beliau miliki. Dan hingga saat ini masih banyak orang yang bertanya – tanya mengenai hal ini.

Tetapi dibalik sisi negatifnya Ir. Soekarno dapat membawa indonesia ke arah yang lebih baik. Indonesia dapat merasakan kemerdekaan atas jasanya juga. Beliau dapat menumbuhkan semangat kemerdekaan kepada pemuda – pemudi bangsa indonesia. Dibawah kepemimpina Ir. Soekarno indonesia menjadi negara yang cukup dikenal oleh internasional karena indonesia merupakan salah satu negara yang dapat merdeka dengan usahanya sendiri saat perang asia timur raya berlangsung. Dengan kecerdasanya beliau dapat memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.

Indonesia menjadi semakin terkenal dalam kancah internasional ketika Ir. Soekarno menjadi salah satu pencetus konferensi – konsferensi yang membela negara yang berkembang hingga terbelakang. Beliau juga mebacakan pidatonya dalam pertemuan internasionalnya.

BAB III
Kesimpulan

Sebagai seorang pemimpin tentu saja setiap orang mempunyai gayanya masing – masing. Dalam prosesnya tidaklah mudah dan berjalan lancar sesuai dengan kemauan. Karena kita pasti mempunyai kekurangan dan kelebihan yang berbeda. Tetapi dengan belajar dari setiap pengalaman dan melihat kesalahan itu dapat membuat seorang menjadi pemimpin yang lebih baik. Janganlah terlalu sombong dan angkuh, seorang pemimpin juga tidak boleh semena – mena kepada bawahannya. Jadilah pemimpin yang dapat mengemongi agar individu yang terdapat dalam kelompok atau organisasi dapat merasa nyaman serta menghormati pemimpinnya.

Kamis, 10 Januari 2013

Pengamen dan Anak Jalanan


Kali ini saya tertarik dengan anak jalanan yang suka mengamen di angkot. Karena semakin hari semakin banyak saja anak jalanan yang berkeliaran di perkotaan besar. Dan saya sendiri terkadang merasa terganggu karena itu. Baiklah mari kita membahas lebih dalam mengenai anak jalanan
Indonesia adalah Negara yang berkembang. Dalam masyarakat Indonesia terdapat kesenjangan yang sangat terlihat jelas. Perbandingan orang kaya dan miskin berbanding lurus yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin. Kemiskinan memacu  para anak – anak Indonesia untuk mencari uang sendiri. Ada yang berusaha untuk belajar giat untuk mendapatkan beasiswa demi kelangsungan hidup masa depannya. Tetapi, ada juga yang mencoba mengadu nasibnya di jalanan dengan mengamen.
Pemerintah sudah mengeluarkan peraturan bahwa anka – anak Indonesia wajib belajar minimal 9 tahun. Bahkan pemerintah sampai mengeluarkan dana BOS (Biaya Operasional Sekolah) untuk anak – anak yang tidak mampu. Program ini dapat membebas biayakan anak –anak yang ekonominya dikatakan kurang mampu. Dengan itu maka anak – anak Indonesia dapat lebih cerdas dan setidaknya mendapatkan pekerjaan yang lebih baik daripada anak yang tidak pernah mengecap pendididkan sama sekali. Dan mendapatkan harapan mempunyai masa depan yang cerah nantinya.
Tetapi, meskipun terdapat program tersebut tetapn saja banyak anak – anak Indonesia yang lebih memilih untuk mengamen. Mereka lebih memilih untuk turun – naik angkutan perkotaan demi untuk mendapatkan uang demi memenuhi kelangsungan hidup mereka sehari – hari. Pekerjaan yang mereka lakukan mempunyai bahaya yang sangat besar. Bukan tidak mungkin mereka mengalami kecelakaan pada saat mereka menaiki atau menuruni angkutan perkotaan itu. Belum lagi penertiban yang dilakukan oleh pihak keamanan kota.
Tentu saja begitu miris melihat orang – orang kaya membeli mobil yang harganya bermilyar – milyar. Tetapi masih sangat banyak orang yang ekonominya masih terbelakang. Bahkan untuk makanpun susah. Itu menjadi salah satu alasan para anak – anak jalanan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Sebagian anak jalanan ternyata mempunyai atasan yang mengumpulkan mereka dana memeberikan tempat tinggal. Tetapi mereka juga memaksa anak – anak jalanan untuk mengamen dijalanan. Uangnya diberikan untuk mereka makan. Tetapi, bila tidak mencapai setoran maka mereka akan dimarahi bahkan biasanya kekerasan ikut berperan serta didalamnya. Tetapi mereka tidak mempunyai pilihan lain untuk keluar dari masalah tersebut.
Biasanya anak – anak jalanan mempunyai tempat tongkrongan untuk mereka berkumpul. Dan itu cukup membuat sebagian masyarakat menjadi resah akan keberadaannya. Tidak sedikit dari masyarakat kita yang tidak menginginkan kehadiran mereka. Bahkan sebagian besar dari masyarakat Indonesia merasa risih ketika angkotnya didatangi oleh anak – anak jalanan. Sikap mereka yang kadang  kurang sopan, dan memaksa para penumpang untuk memberikan uang bahkan tidak jarang ada yang hingga menarik baju penumpang angkutan kota akibat tidak diberikan uang.
Selain sikap itu pernah saya mencium bau alcohol yang menyengat dari anak – anak jalanan itu. Karena hal itu saya memilih untuk memberikan uang kepada anak – anak jalanan. Tetapi, saya juga pernah terpaksa memberikan uang kepada salah satu dari mereka yang lumayan bau alcoholnya sangat menyengat karena saya cukup takut untuk tidak memberikan uang itu. Bagaimana tidak mereka biasanya suka mengumpat bila tidak diberikan uang. Dan ketika itu saya sedang sendiri berada di angkutan kota tersebut.
Keberadaan anak jalanan di Jakarta sudah lumayan berkurang karena penertiban yang dilakukan oleh pemerintah setempat. Itu cukup menguntungkan bagi masyarakat setempat tetapi juga sangat merugikan untuk masyarakat kota – kota sekitar Jakarta. Dengan adanya penertiban tersebut membuat mereka kesusahan. Dan menuntut mereka untuk melanjutkan kelangsungan hidupnya. Maka dari itu sebagian dari mereka berhijrah ke kota – kota sperti Bogor, DLL. Akibatnya, di kota – kota tersebut terjadi penumpukan anak jalanan.
Dari kesekian banyak opini yang kurang baik mengenai anak jalanan tetapi pesan yang didapat dari mereka, yaitu mereka masing menggunakan cara yang halal untuk mencari uang demi kelangsungan hidup mereka. Semoga saja pemerinta mendapat cara yang terbaik agar masyarakatnya lebih sejahtera. Amin YRA 

national examination


Kali ini saya mengambil judul “national examination” atau yang dalam bahasa indonesianya ujian nasional karena sejak diaadakannya ujian nasional banyak pro dan kontra yang datang.  Seakan pembahasan ini tidak ada habis – habisnya.
Ujian nasional adalah salah satu penentu kelulusan. Ujian nasional ini dilakukan oleh siswa – siswa akhir atau tingkatnya paling tinggi disekolahnya yang akan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Contohnya yaitu siswa kelas 6 pada sekolah dasae, 9 pada sekolah menengah pertama , dan kelas 12 pada sekolah menengah atas.
  Menurut saya ujian nasional adalah sebuah alat pengukur kecerdasan atau kepintaran siswa – siswi Indonesia. Ujian nasional juga merupakan suatu tuntutan agar siswa – siswi Indonesia menjadi lebih cerdas dan pintar. Dengan itu ujian nasional melatih siswa – siswi Indonesia untuk menjadi lebih rajin belajar. Dan dengan ujian nasional dapat menaikan tingkat, menyetarakan, kepintaran siswa – siswi Indonesia bahkan hingga menyaingi Negara – Negara lain.
Dari sekian banyak kebaikan yang dihasilkan oleh ujian nasional. Tetapi banyak juga dampak negative dari ujian nasional yang membuat dampak buruk terhadap siswa – siswi Indonesia. Dampak – dampak tersebut mengakibatkan tidak sedikt dari mereka yang membenci ujian nasional.
Dampak pertama dari mulai kekhawatiran mereka akan ketidaklulusan yang mereka alami. Jika mereka tidak lulus maka mereka harus mengulang tahun depan. Dan mereka harus merasakan hal yang sama lagi dengan tahun sebelumnya. Belum lagi mereka harus belajar dengan pelajaran yang sama.
Dampak kedua yaitu stress out. Mereka ditekankan untuk belajar keras untuk menghadapi ujian nasional ini. Lagi – lagi karena ancaman mereka kelulusan. maka mau tidak mau mereka harus melakukannya agar mendapatkan setidaknya nilai yang maksimal. Belum lagi nilai kelulusan yang tiap tahunnya semakin naik.
Dampak ketiga banyak dari mereka yang melakukan hal negative ketika sesudah maupun sebelum ujian nasional berlangsung. Misalnya saja ketika sebelum ujian nasional berlangsung mereka membeli soal kepada pihak – pihak yang bertanggung jawab. Ataupun mereka mencontek ketika ujian berlangsung. Dan parahnya ada yang sampai mempertaruhkan nyawanya karena kecewa akan ketidaklulusan. Mereka malu akan dirinya sendiri ats cemoohan teman – temannya juga.
Dari opini yang saya berikan kita melihat terdapat  sisi baik dan buruknya ujian nasional. Jika terus dipertahankan semoga pemerintah menemukan jalan keluar yang lebih baik J