GorysKeraf(2002)
mengemukakan beberapa point penting tentang diksi.
·
Plilihan kata atau diksi
mencakup pengertian kata kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu
gagasan. Bagaimana membentuk pengelompokan kata–kata yang tepat atau menggunakan
ungkapan–ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatusituasi.
·
Pilihan kata atau diksi adalah
kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan
dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai
rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
·
Pilihan kata yang tepat dan
sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan
kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu
bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa.
Diksi
adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk
mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang
diharapkan).
Fungsi
dari diksi antara lain :
- Membuat pembaca atau pendengar
mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan
oleh pembicara atau penulis.
- Untuk mencapai target komunikasi
yang efektif.
- Melambangkan gagasan yang di
ekspresikan secara verbal.
- Membentuk gaya ekspresi gagasan
yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan
pendengar atau pembaca.
Diksi
terdiri dari delapan elemen yaitu :
1.
Fonem
2.
Silabel
3.
Konjungsi
4.
Hubungan
5.
Kata
Benda
6.
Kata
Kerja
7.
Infleksi
8.
Uterans
Macam
macam hubungan makna :
- Sinonim
Merupakan kata-kata yang memiliki persamaan / kemiripan makna. Sinonim sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. Contoh: Kata bagus dan baik, mati dan wafat.
- Antonim.
Merupakan ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan dari makna /ungkapan lain. Contoh: Kata bagus berlawanan kata buruk; kata panjang berlawanan kata pendek.
- Polisemi.
Adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki makna lebih dari satu. Contoh: Kata kepala bermakna ; bagian tubuh dari leher ke atas, seperti terdapat pada manusia dan hewan, bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan, seperti kepala susu, kepala meja,dan kepala kereta api, bagian dari suatu yang berbentuk bulat seperti kepala, kepala paku dan kepala jarum dan Iain-lain.
- Hiponim.
Adalah suatu kata yang yang maknanya telah tercakup oleh kata yang lain, sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan. Contoh : kata tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan, sebab makna tongkol termasuk makna ikan.
- Hipernim.
Merupakan suatu kata yang mencakup makna kata lain.
- Homonim.
Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbeda arti.
- Homofon.
Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi ejaan dan artinya berbeda.
- Homograf.
Merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi bunyi dan artinya berbeda.
Makna
Denotasi
Makna
Denotasi merupakan makna kata yang sesuai dengan makna yang sebenarnya atau
sesuai dengan makna kamus. Contoh :
Ayah
makan buah.
Makan
artinya memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
Makna
Konotasi
Kalau
makna Denotasi adalah makna yang sebenarnya, maka seharusnya Makna Konotasi
merupakan makna yang bukan sebenarnya dan merujuk pada hal yang lain. Terkadang
banyak eksperts linguistik di Indonesia mengatakan bahwa makna konotasi adalah
makna kiasan, padahal makna kiasan itu adalah tipe makna figuratif, bukan makna
konotasi. Makna Konotasi tidak diketahui oleh semua orang atau dalam artian hanya
digunakan oleh suatu komunitas tertentu. Misalnya Frase Mata Kaki.
Contoh:
Budi
sedang bermain sepak bola ketika ia menendang bola Mata kaki Budi terkilir sehingga ia merintih kesakitan.
Dalam
contoh diatas, frase Mata kaki
memiliki makna konotasi yang berarti sebenarnya salah satu bagian tubuh.
Makna
konotasi dibagi menjadi 2 yaitu konotasi positif merupakan kata yang
memiliki makna yang dirasakan baik dan lebih sopan, dan konotasi negatif
merupakan kata yang bermakna kasar atau tidak sopan.
Makna sebuah
kata / sebuah kalimat merupakan makna yang tidak selalu berdiri sendiri. Adapun
makna menurut (Chaer, 1994: 60) terbagi atas beberapa kelompok yaitu :
1.
Makna Leksikal : makna yang sesuai dengan
referennya, sesuai dengan hasil observasi alat indera / makna yg
sungguh-sungguh nyata dlm kehidupan kita. Contoh: Kata tikus, makna leksikalnya
adalah binatang yang menyebabkan timbulnya penyakit (Tikus itu mati diterkam
kucing).
2. Makna
Gramatikal : untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal,
untuk menyatakan makna jamak bahasa Indonesia, menggunakan proses reduplikasi
seperti kata: buku yg bermakna “sebuah buku,” menjadi buku-buku yang bermakna
“banyak buku”.
3. Makna
Referensial dan Nonreferensial : Makna referensial & nonreferensial
perbedaannya adalah berdasarkan ada tidaknya referen dari kata-kata itu. Maka
kata-kata itu mempunyai referen, yaitu sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh
kata itu. Kata bermakna referensial, kalau mempunyai referen, sedangkan kata
bermakna nonreferensial kalau tidak memiliki referen. Contoh: Kata meja dan
kursi (bermakna referen). Kata karena dan tetapi (bermakna nonreferensial).
4. Makna
Konseptual dan Makna Asosiatif
Makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah
leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apapun. Contoh: Kata kuda memiliki
makna konseptual “sejenis binatang berkaki empat yg bisa dikendarai”. Makna
asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem / kata berkenaan dengan
adanya hubungan kata itu dengan suatu yang berada diluar bahasa . Contoh: Kata
melati berasosiasi dg suatu yg suci / kesucian. Kata merah berasosiasi berani /
paham komunis.
5. Makna Kata
dan Makna Istilah
Makna kata, walaupun secara sinkronis tidak berubah,
tetapi karena berbagai faktor dalam kehidupan dapat menjadi bersifat umum.
Makna kata itu baru menjadi jelas kalau sudah digunakan dalam suatu kalimat.
Contoh: Kata tahanan, bermakna orang yang ditahan,tapi bisa juga hasil
perbuatan menahan. Kata air, bermakna air yang berada di sumur, di gelas, di
bak mandi atau air hujan. Makna istilah memiliki makna yang tetap dan
pasti. Ketetapan dan kepastian makna istilah itu karena istilah itu hanya
digunakan dalam bidang kegiatan atau keilmuan tertentu. Contoh: Kata tahanan di
atas masih bersifat umum, istilah di bidang hukum, kata tahanan itu sudah pasti
orang yang ditahan sehubungan suatu perkara.
6. Makna
Idiomatikal dan Peribahasa
Yang dimaksud dengan idiom adalah satuan-satuan bahasa
(ada berupa baik kata, frase, maupun kalimat) maknanya tidak dapat diramalkan
dari makna leksikal, baik unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan
tersebut. Contoh: Kata ketakutan, kesedihan, keberanian, dan kebimbangan
memiliki makna hal yg disebut makna dasar, Kata rumah kayu bermakna, rumah yang
terbuat dari kayu. Makna pribahasa bersifat memperbandingkan atau
mengumpamakan, maka lazim juga disebut dengan nama perumpamaan. Contoh: Bagai,
bak, laksana dan umpama lazim digunakan dalam peribahasa
7. Makna Kias
dan Lugas
Makna kias adalah kata, frase dan kalimat yang tidak
merujuk pada arti sebenarnya. Contoh: Putri malam bermakna bulan , Raja siang
bermakna matahari.
Agar dapat
menghasilkan cerita yang menarik melalui pilihan kata maka diksi yang baik
harus memenuhi syarat, seperti :
·
Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan suatu
gagasan.
·
Seorang pengarang harus mempunyai kemampuan untuk
membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin
disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan
nilai rasa bagi pembacanya.
·
Menguasai berbagai macam kosakata dan mampu memanfaatkan
kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif dan mudah
dimengerti.
Contoh
Paragraf :
Hari ini Aku
pergi ke kebun binatang bersama dengan keluargaku. Udara
disana sangat panas. Kami disana melihat berbagai macam
binatang sampai tak terasa hari sudah sore. Kami pun pulang
tak lama kemudian.
KESALAHAN PEMAKAIAN GABUNGAN KATA DAN KATA
a. Kesalahan Pemakaian Gabungan Kata yang mana, di mana, daripada.
Perhatikan contoh pemakaian di mana, yang mana, daripada yang salah dalam kalimat ini.
• Dalam rapat yang mana dihadiri oleh para ketua RT dan Rw
• Demikian tadi sambutan Pak Lurah di mana beliau telah menghimbau kita untuk lebih tekun bekerja.
• Marilah kita perhatikan kebersihan kita daripada lingkungan kita.
Kalimat1
(satu) kerap kita dengar dalam aktivitas bermasyarakat kalau kita amati.
Terdapat dua kesalahan dalam pemakaain bentuk gabungan itu, kesalahan pertama,
dalam sebagian kalimat itu terdapat kata yang berlebih atau mubazir yang
mengakibatkan terjadinya polusi bahasa. Kata mana dalam kalimat pertama tidak
diperlukan, cobalah baca kalimat pertama tanpa kata mana, jadi bunyinya berubah
seperti ini. Dalam rapat yang dihadiri oleh para ketua RT dan Rw.
Kalimat 2 (dua), pada bagian besar kalimat ini terjadi salah pakai bentuk gabung di mana tidak boleh dipakai dalam bentuk kalimat. Fungsi di mana dan yang mana bukan sebagai penghubung klausa-klausa, baik dalam sebuah kalimat maupun penghubung antar kalimat. Kalimat ini harus dipecah menjadi dua
Demikian tadi sambutan Pa Lurah.
Beliau telah menghimbau kita untuk lebih tekun dan bekerja.
Ada pun kalimat terakhir ini sama seperti kalimat pertama
b. Kesalahan Pemakaian Gabungan Kata dengan, di, dan ke
Pemakaian kata dengan dalam kalimat terutama ragam lisan, sering tidak tepat, perhatikan contoh yang salah berikut ini.
(1) Samapaikan salan saya dengan Dona
(2) Mari kita tanyakan langsung dengan dokter ahlinya.
Kata dengan pada kalimat diatas harus diganti dengan kepada, jika tidak kepada siapa salam ditujukan. Kata dengan tidak cocok dipakai untuk kalimat diatas karena dengan dapat berarti bersama.
Senada
dengan kekeliruan pemakaian kata sambung dengan, pemakaian yang keliru juga
sering terjadi untuk kata depan di dan ke yang seharusnya diisi oleh kata pada
dan kepada. Kata depan di dan ke harus diikuti oleh tempat, waktu, sedangkan
kepada harus diikuti nama/jabatan orang atau kata ganti orang. Contoh:
(1) Buku agendaku tertinggal di rumah Andi
(2) Jangan menoleh ke kiri
(3) Permohonan cuti diajukan kepada direktur
C. Kesalahan Pemakaian Kata berbahagia
(1) Buku agendaku tertinggal di rumah Andi
(2) Jangan menoleh ke kiri
(3) Permohonan cuti diajukan kepada direktur
C. Kesalahan Pemakaian Kata berbahagia
Dalam
pertemuan formal ditengah masyarakat, kita sering mendengar kata berbahagia
dipakai secara keliru oleh pembawa acara dan juga oleh pembicara lain. Umumnya
kata berbahagia itu dimunculkan pada bagian awal suatu acara ketika pembicara
menyapa hadirin, seperti contoh yang keliru berikut ini.
(1) Selamat malam dan selamat dating ditempat yang berbahagia ini
(2) Pada kesempatan yang berbahagia ini, kami mengajak hadirin untuk…….
Mengapa pemakaian dalam kalimat 1 dan 2 dikatakan keliru, karena berbahagia bukan kata sifat. Jika pada kata berbahagia diganti kata sifat misalnya, aman ,indah, bersih, tentu saja kalimatnya benar.
(1) Selamat malam dan selamat dating ditempat yang berbahagia ini
(2) Pada kesempatan yang berbahagia ini, kami mengajak hadirin untuk…….
Mengapa pemakaian dalam kalimat 1 dan 2 dikatakan keliru, karena berbahagia bukan kata sifat. Jika pada kata berbahagia diganti kata sifat misalnya, aman ,indah, bersih, tentu saja kalimatnya benar.
KATA
BAKU
Aerobik
erobik
Akuntan
akountan
Arkais arkhais
Ekstrim
ekstrem
Hierarki
hirarki
Insaf insyaf
Karierkarir
Komplek
kompleks
Teknik tehnik
Terampil
trampil
Trotoar
trotoir
Karir karier
Ubah rubah
Wujud ujud
Subsistem
sub sistem
Trampil
terampil
Antarnegara
antar negara
Metode metoda
Apotik apotek
Praktik
praktek
Jadual jadwal
Antre
antri
Atlet atlit
Ajimat azimat
Faksimile
feksimil
Februari
pebruari
Pas
photo pasfoto
Film
filem
Frekuensi
frekwensi
Ijin izin
Juang joang
Jumat jum'at
Khabar kabar
Kanker kangker
Konkret
kongkrit
Debet debit
Kualitas
kwalitas
Kuantitas
kwantitas
November
nopember
Lembap lembab
Paruh paro
Tenteram
tentram
Zaman jaman
Ziarah jiarah
Photocopy
fotokopi
DAFTAR
PUSTAKA :
Ø http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/196711031993032-NOVI_RESMINI/DIKSI_ATAU_PILIHAN_KATA_power_point.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar